Kremlin Perintahkan Pengusiran Total Pasukan Ukraina dari Wilayah Kursk
Kremlin Perintahkan Pengusiran Total Pasukan Ukraina dari Wilayah Kursk
Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengeluarkan perintah tegas kepada komandan militernya untuk mengusir seluruh pasukan Ukraina dari wilayah Kursk di Rusia barat. Perintah ini disampaikan menyusul serangkaian serangan balasan Ukraina di wilayah tersebut dan desakan dari Amerika Serikat untuk mempertimbangkan gencatan senjata. Pernyataan Putin ini disampaikan dalam pidato yang disiarkan televisi, di mana ia menekankan pentingnya mengakhiri kehadiran militer Ukraina di wilayah perbatasan Rusia.
Serangan Ukraina awal bulan Agustus lalu yang sempat menguasai sebagian wilayah Kursk, kini telah berhasil direduksi secara signifikan oleh pasukan Rusia. Menurut laporan militer Rusia, wilayah yang dikuasai Ukraina di Kursk telah menyusut drastis dari 1.300 kilometer persegi menjadi kurang dari 200 kilometer persegi. Keberhasilan ini menjadi bukti efektifitas kontra-ofensif Rusia dalam beberapa pekan terakhir. Putin, yang tampak mengenakan seragam militer dalam pidato tersebut, menegaskan bahwa tugas utama saat ini adalah memulihkan kedaulatan penuh Rusia atas wilayah Kursk dalam waktu sesingkat mungkin. Lebih lanjut, ia juga menekankan perlunya membangun zona keamanan di sepanjang perbatasan Rusia untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang.
Langkah tegas Kremlin ini mendapat respon dari Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebelumnya telah mendesak Moskow untuk mempertimbangkan gencatan senjata selama 30 hari. Trump menyatakan bahwa kegagalan Rusia untuk merespon ajakan damai ini dapat berdampak negatif terhadap perekonomian Rusia. Namun, pernyataan Putin mengindikasikan bahwa Rusia memilih untuk menyelesaikan konflik di Kursk secara militer.
Kepala Staf Jenderal militer Rusia, Valery Gerasimov, melaporkan kepada Putin mengenai kemajuan operasi militer di Kursk. Gerasimov menyatakan bahwa lebih dari 86 persen wilayah yang sebelumnya dikuasai Ukraina telah direbut kembali, setara dengan lebih dari 1.100 kilometer persegi. Ia juga menjelaskan bahwa strategi Ukraina untuk memanfaatkan situasi di Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam negosiasi masa depan, dan rencana untuk mengalihkan perhatian pasukan Rusia dari Ukraina timur, telah gagal total.
Laporan dari Gerasimov mencatat keberhasilan militer Rusia dalam merebut kembali 24 permukiman dan 259 kilometer persegi wilayah dalam lima hari terakhir, disertai dengan penangkapan lebih dari 400 tahanan perang. Kantor berita Rusia, TASS, mengutip juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, yang menyatakan bahwa operasi militer di Kursk telah memasuki tahap akhir. Meskipun demikian, Panglima tertinggi militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi, menegaskan bahwa pasukan Ukraina akan terus beroperasi di Kursk selama diperlukan, dan melaporkan pertempuran yang masih berlangsung di sekitar kota Sudzha.
Perkembangan situasi di Kursk ini menunjukkan meningkatnya intensitas konflik antara Rusia dan Ukraina, dengan kedua belah pihak menunjukkan tekad yang kuat untuk mempertahankan posisinya. Perintah tegas Putin untuk mengusir seluruh pasukan Ukraina dari wilayah Kursk menandakan bahwa Kremlin siap untuk melanjutkan operasi militer hingga tujuan tersebut tercapai. Dampak jangka panjang dari konflik ini terhadap stabilitas regional dan upaya-upaya diplomasi untuk penyelesaian damai masih perlu dipantau dengan cermat.