Tantangan Geografis Tak Halangi Implementasi Program Makan Bergizi Gratis di Desa Koa, Timor Tengah Selatan
Tantangan Geografis Tak Halangi Implementasi Program Makan Bergizi Gratis di Desa Koa, Timor Tengah Selatan
Tim gabungan dari Badan Gizi Nasional (BGN), UNICEF, DPRD Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan sejumlah awak media, Rabu (12/4/2025), mengalami perjalanan yang menantang menuju Desa Koa, Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten TTS, Nusa Tenggara Timur. Desa terpencil ini menjadi lokasi implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden RI dan Wakil Presiden. Akses jalan yang berupa jalan tanah dan tiga sungai yang harus dilintasi, termasuk satu sungai besar dengan lebar sekitar 100 meter dan kedalaman satu meter, menjadi ujian nyata dalam perjalanan ini. Beragam kendaraan roda empat, mulai dari Mitsubishi Triton hingga Land Cruiser VX-R, dikerahkan untuk mengatasi medan yang berat ini. Kendala teknis pun muncul, mulai dari jalan cekung sempit hingga kesulitan beberapa kendaraan dalam melewati sungai. Namun, semangat tim dan bantuan warga setempat yang membentuk formasi pagar betis untuk memandu kendaraan melewati sungai besar, akhirnya membawa rombongan hingga ke Desa Koa.
Kedatangan rombongan disambut hangat oleh Camat Mollo Barat, Apris Oematan, dan Kepala Desa Koa, Lakluin Lake, serta ratusan warga. Tujuan utama kunjungan ini adalah meninjau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur yang akan menjadi pusat penyediaan makanan untuk program MBG. SPPG di Desa Koa, yang merupakan bangunan baru yang memadai, akan melayani 14 sekolah mencakup sekitar 1.200 penerima manfaat, termasuk anak sekolah, ibu hamil, dan balita. Janse Priskila Punuf, Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dalam program MBG, menjelaskan kesiapan 17 tenaga lokal terlatih untuk mengelola dapur ini. Ketersediaan bahan makanan seperti beras dan sayuran melimpah di daerah ini, meskipun ketersediaan buah-buahan harus didatangkan dari luar. Penggunaan telur ayam kampung menjadi pilihan untuk menjaga kearifan lokal dan ketersediaan bahan baku. Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola BGN, Tigor Pangaribuan, turut mengapresiasi semangat dan kerja keras warga Desa Koa, khususnya SPPG, dalam mempersiapkan program MBG. Ia juga menekankan pentingnya penyiapan alat masak dan peralatan pendukung lainnya agar program dapat berjalan lancar setelah Lebaran. Tigor berharap Desa Koa dapat menjadi model bagi pelayanan gizi di daerah terpencil dan terisolasi lainnya, bahkan dengan rencana penambahan dapur satelit untuk sekolah-sekolah yang lebih jauh.
Wakil Ketua DPRD NTT, Fernando Ozorio Soares; Sekretaris Daerah Kabupaten TTS, Edison Sipa; dan Tenaga Ahli Utama BGN, Florencio Mario Vieira, juga turut hadir dalam kunjungan ini. Mario Vieira menjelaskan pemilihan Desa Koa sebagai pilot project dikarenakan topografinya yang menantang, namun juga karena kesiapan sumber daya manusia setempat yang telah terbangun sejak 2013 melalui Yayasan Wadah Titian Harapan. Ia menambahkan bahwa lebih dari 300 kepala keluarga di Desa Koa telah menggunakan listrik energi terbarukan, sebuah bukti dari kesiapan masyarakat untuk menerima program-program pembangunan. Sebagai simbol dukungan, mitra program MBG, Antonio Sarmento, menyerahkan satu unit kompor energi terbarukan kepada SPPG. Kunjungan diakhiri dengan kepulangan rombongan ke Kupang, dengan harapan besar agar program MBG di Desa Koa dapat menjadi contoh keberhasilan di daerah-daerah lain Indonesia yang menghadapi tantangan geografis serupa. Ancaman hujan dan banjir memaksa rombongan untuk segera kembali sebelum kondisi cuaca memburuk.
Daftar Sekolah yang Dilayani: (Daftar sekolah tidak tersedia dalam berita asli, sehingga tidak dapat dibuat)