BPOM Semarang Temukan Boraks dalam Takjil, Ancam Kesehatan Konsumen
BPOM Semarang Temukan Boraks dalam Takjil, Ancam Kesehatan Konsumen
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Semarang, Jawa Tengah, berhasil mengungkap adanya kandungan boraks pada salah satu sampel takjil yang diperiksa saat inspeksi mendadak di sentra kuliner Ramadhan Alun-alun Kauman, Semarang. Temuan ini menjadi peringatan serius mengenai keamanan pangan menjelang bulan suci Ramadhan. Dari total 83 sampel takjil yang diambil, satu sampel kerupuk gendar dinyatakan positif mengandung boraks, zat pengawet berbahaya yang dapat menimbulkan dampak serius bagi kesehatan konsumen.
Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya, menjelaskan bahwa penemuan boraks ini menjadi fokus utama investigasi. Pihaknya saat ini tengah menelusuri rantai pasokan, mulai dari pedagang hingga produsen kerupuk gendar tersebut. Kerjasama erat dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang juga dijalin untuk mempercepat proses penyelidikan dan memastikan tidak ada produk serupa yang beredar di pasaran. "Kami berkomitmen untuk menindak tegas pelaku yang terbukti secara sengaja menambahkan boraks ke dalam makanan," tegas Lintang. Tindakan tegas yang akan diambil meliputi penarikan produk dari peredaran dan pemusnahan barang bukti, serta kemungkinan proses hukum bila ditemukan unsur pidana.
Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, memberikan penjelasan lebih rinci mengenai bahaya boraks. Ia menekankan bahwa boraks sering digunakan untuk memberikan tekstur kenyal pada makanan, meskipun hal ini sangat berbahaya. Penggunaan reagen pada sampel kerupuk gendar menunjukkan adanya perubahan warna yang mengindikasikan keberadaan boraks. Meskipun mayoritas takjil yang diperiksa aman, Hakam mengingatkan bahaya konsumsi boraks, baik jangka pendek maupun panjang. "Konsumsi boraks dalam jangka pendek dapat menyebabkan mual, pusing, dan muntah. Namun, paparan berkelanjutan dapat berujung pada penyakit serius, termasuk kanker," ujarnya. Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan terhadap makanan lain yang berpotensi mengandung boraks, seperti lontong, yang merupakan makanan populer selama Ramadhan.
BPOM Semarang menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan pengawasan keamanan pangan selama Ramadhan. Tim pengawas akan terus melakukan pengecekan secara berkala di Alun-alun Kauman dan sentra kuliner lainnya untuk memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat terjaga. Langkah ini diharapkan mampu mencegah peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya dan melindungi konsumen dari ancaman kesehatan yang serius. BPOM juga mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam memilih makanan dan melaporkan jika menemukan produk yang mencurigakan.
*Langkah-langkah yang akan diambil BPOM Semarang: * Melacak produsen kerupuk gendar yang mengandung boraks. * Penarikan dan pemusnahan produk yang terbukti mengandung boraks. * Tindakan hukum bagi pelaku yang terbukti sengaja menambahkan boraks. * Peningkatan pengawasan di sentra kuliner Ramadhan. * Imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.