Polda Jateng Antisipasi Kemacetan Lebaran 2025: Rekayasa Lalu Lintas di Jalur Arteri dan Strategi Aglomerasi Terintegrasi
Antisipasi Kemacetan Mudik Lebaran 2025: Polda Jateng Siapkan Rekayasa Lalu Lintas dan Strategi Aglomerasi
Kepolisian Daerah Jawa Tengah (Polda Jateng) telah menyiapkan langkah antisipatif guna mengatasi potensi kemacetan lalu lintas selama periode mudik Lebaran Idul Fitri 1446 H/2025 M. Fokus utama penanganan kemacetan diarahkan pada jalur arteri, khususnya ruas jalan Pejagan-Ajibarang, yang selama ini menjadi titik kritis. Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol Sonny Irawan, mengungkapkan bahwa berbagai skema rekayasa lalu lintas telah disusun matang, termasuk penerapan sistem satu arah (one way) dan contraflow secara situasional. Penerapan sistem tersebut akan disesuaikan dengan kondisi aktual di lapangan, didasarkan pada analisis data lalu lintas yang komprehensif, meliputi volume kendaraan, kapasitas jalan, dan tingkat kepadatan arus lalu lintas.
"Rekayasa lalu lintas seperti contraflow dan one way parsial akan diterapkan secara lokal jika terjadi peningkatan volume kendaraan yang signifikan," terang Kombes Pol Sonny Irawan dalam keterangan persnya, Kamis (13/3/2025). Proses pengambilan keputusan akan berbasis data traffic accounting untuk memastikan efektivitas dan efisiensi rekayasa lalu lintas yang diterapkan. Polda Jateng berkomitmen untuk meminimalisir dampak gangguan lalu lintas terhadap kelancaran arus mudik dan balik.
Lebih lanjut, Polda Jateng juga menekankan pentingnya strategi aglomerasi dalam pengelolaan arus lalu lintas selama Lebaran. Strategi ini merupakan pengembangan dari evaluasi Operasi Ketupat Candi 2024, yang menunjukkan perlunya pendekatan terintegrasi dan multi-wilayah dalam mengatasi potensi permasalahan lalu lintas. Sistem aglomerasi ini membagi wilayah Jawa Tengah menjadi lima zona, mengingat luas wilayah Jawa Tengah yang mencapai 29 persen dari total luas Pulau Jawa, dan terdapat lima jalur utama lalu lintas: Pantura, Tol Trans Jawa, jalur selatan, jalur tengah, dan jalur selatan-selatan.
Pembagian zona ini memungkinkan koordinasi yang lebih efektif antar satuan kerja kepolisian. "Strategi aglomerasi ini bukan hanya melibatkan satu wilayah atau satuan kerja, tetapi mencakup beberapa polres sekaligus untuk penanganan yang lebih komprehensif," jelas Kombes Pol Sonny. Polda Jateng melakukan pengecekan awal di jalur Brebes, khususnya ruas Pejagan hingga jalur selatan, karena berdasarkan evaluasi, Pejagan menjadi titik krusial bagi pemudik yang menuju wilayah selatan, tengah, dan Yogyakarta. Salah satu fokus evaluasi adalah dampak pembangunan Tol Solo-Yogyakarta terhadap kepadatan lalu lintas di jalur arteri Pejagan. Data tahun lalu menunjukkan bahwa 4 persen dari total volume kendaraan yang masuk ke Trans Jawa melalui Pejagan, angka yang cukup signifikan dan perlu diantisipasi.
Kesimpulannya, Polda Jateng telah mempersiapkan langkah-langkah strategis dan terintegrasi untuk memastikan kelancaran arus mudik Lebaran 2025. Kombinasi rekayasa lalu lintas berbasis data dan strategi aglomerasi multi-wilayah diharapkan mampu meminimalisir potensi kemacetan dan memberikan kenyamanan bagi para pemudik.