Strategi Baru Arus Balik Tol Japek: Mengurai Kemacetan dari Bandung via Japek Selatan

Strategi Baru Arus Balik Tol Japek: Mengurai Kemacetan dari Bandung via Japek Selatan

Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Korlantas Polri) menerapkan strategi baru untuk mengurai kepadatan arus balik Lebaran 2025 dari jalur Bandung menuju Jakarta via Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Irjen Pol. Agus Suryo Nugroho, Kakorlantas Polri, menjelaskan skema yang diimplementasikan tahun ini secara signifikan berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dengan tujuan meminimalisir kemacetan dan memastikan kelancaran arus balik pemudik.

Inovasi utama terletak pada pemanfaatan ruas Tol Japek Selatan sebagai jalur alternatif bagi pemudik dari Bandung. Alih-alih memasuki jalur utama Tol Japek dan berpotensi menimbulkan kemacetan di sekitar KM 66 Cikampek, pemudik dari Bandung kini diarahkan untuk memasuki Tol Japek Selatan di KM 76. Hal ini memungkinkan pemudik untuk langsung menuju exit tol di KM 34 dan KM 37, sehingga terhindar dari titik-titik kemacetan di jalur utama dan mengurangi beban di KM 66 Cikampek. "Dengan skema ini," ujar Irjen Agus, "arus balik dari Bandung tidak akan bersinggungan dengan arus balik dari jalur Trans Jawa. Kemacetan terurai lebih cepat dan lebih efisien."

Lebih lanjut, Irjen Agus menjelaskan bahwa telah dilakukan pengecekan lapangan untuk memastikan kesiapan jalur alternatif ini. Fasilitas pendukung seperti warung makan dan tempat istirahat telah tersedia di sepanjang jalur alternatif Cibatu yang merupakan exit jalan arteri. Ini menjamin kenyamanan dan akses bagi pemudik. Skema ini diyakini dapat secara signifikan mengurangi kepadatan di rest area KM 62, yang seringkali menjadi titik kemacetan utama selama periode arus balik.

Penerapan Contraflow dan One Way Berbasis Data:

Selain strategi pengalihan arus dari Bandung, Kakorlantas juga menjelaskan sistem penerapan contraflow dan one way yang digunakan. Bukan semata-mata prediksi, penerapan contraflow dan one way didasarkan pada perhitungan volume kendaraan secara real-time melalui sistem traffic counting. Jasa Marga menggunakan radar di KM 50 untuk memantau volume kendaraan yang melintas. Jika volume kendaraan mencapai angka tertentu (misalnya 5.000 kendaraan), contraflow lajur satu akan diberlakukan. Jika volume kendaraan meningkat hingga angka yang lebih tinggi (misalnya 6.400 kendaraan), maka contraflow lajur dua akan diaktifkan.

Sistem ini memperhitungkan berbagai faktor, termasuk bottleneck (penyempitan jalur) dan rasio antara jumlah kendaraan dengan lebar badan jalan. Keputusan untuk menerapkan contraflow dan one way, oleh karena itu, bukan keputusan yang bersifat tiba-tiba, melainkan didasarkan pada data akurat dan perhitungan matematis yang telah teruji dan terstandarisasi untuk memastikan keamanan dan efisiensi lalu lintas.

Dengan implementasi strategi baru ini, Korlantas Polri optimistis dapat menciptakan kelancaran arus balik Lebaran 2025, khususnya di jalur Tol Japek. Pemantauan ketat dan responsif terhadap perubahan dinamika lalu lintas akan terus dilakukan untuk memastikan seluruh pemudik dapat kembali ke rumah dengan selamat dan lancar.