Jepang Lelang Cadangan Beras Nasional Atasi Krisis Kelangkaan
Jepang Lelang Cadangan Beras Nasional Atasi Krisis Kelangkaan
Pemerintah Jepang mengambil langkah signifikan dalam menghadapi krisis kelangkaan beras yang tengah melanda Negeri Sakura. Pada Senin, 10 Maret 2025, pemerintah memulai proses lelang 150.000 ton beras dari cadangan nasional sebagai upaya untuk menstabilkan harga dan memastikan pasokan yang memadai bagi masyarakat. Langkah ini dipicu oleh lonjakan harga beras yang hampir mencapai dua kali lipat dalam setahun terakhir, sebuah situasi yang dinilai Menteri Pertanian Jepang, Taku Eto, sebagai kondisi yang sangat tidak biasa.
Krisis ini bukan hanya disebabkan oleh faktor tunggal. Gagal panen akibat cuaca ekstrem, seperti gelombang panas yang berkepanjangan, menjadi salah satu penyebab utama penurunan produksi beras domestik. Situasi ini diperparah oleh aksi panic buying pasca-peringatan gempa bumi besar yang dikeluarkan pemerintah pada Agustus 2024. Peristiwa tersebut menyebabkan banyak toko kehabisan stok beras dalam waktu singkat. Dugaan penimbunan beras oleh pelaku usaha untuk meraup keuntungan yang lebih tinggi juga turut memperburuk kondisi tersebut. Selain itu, lonjakan jumlah wisatawan dan perayaan liburan tahunan Obon, yang bertepatan dengan datangnya salah satu topan terkuat dalam beberapa dekade, juga berkontribusi terhadap peningkatan permintaan yang signifikan melebihi pasokan yang tersedia. Topan tersebut telah menimbulkan dampak yang merusak bagi lahan pertanian dan infrastruktur, sehingga memperparah permasalahan produksi.
Pelepasan cadangan beras ini merupakan langkah yang berbeda dari kebijakan sebelumnya. Biasanya, cadangan beras nasional tersebut hanya digunakan untuk mengantisipasi bencana alam. Namun, kali ini, pemerintah harus menggunakannya untuk mengatasi krisis pasokan yang diakibatkan oleh berbagai faktor kompleks yang telah disebutkan di atas. Hasil lelang 150.000 ton beras tersebut dijadwalkan diumumkan pada Rabu, 12 Maret 2025, dan diperkirakan akan mulai beredar di pasaran pada akhir Maret. Pemerintah telah bersiap untuk melakukan pelepasan cadangan beras tambahan sebanyak 60.000 ton jika harga beras tetap tinggi setelah lelang pertama. Langkah ini diharapkan mampu meringankan beban masyarakat dan menstabilkan harga beras di pasaran.
Pemerintah Jepang berharap, dengan adanya intervensi ini, distribusi beras dapat kembali lancar dan harga dapat ditekan agar lebih terjangkau bagi masyarakat. Langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menghadapi krisis kelangkaan beras dan melindungi kesejahteraan rakyatnya. Peristiwa ini juga menjadi pembelajaran penting bagi pemerintah untuk memperkuat strategi ketahanan pangan nasional di masa mendatang, terutama dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin ekstrem dan meningkatkan kerentanan sektor pertanian.
Faktor-faktor penyebab kelangkaan beras:
- Gagal panen akibat cuaca ekstrem (gelombang panas)
- Aksi borong panik pasca-peringatan gempa
- Dugaan penimbunan oleh pelaku usaha
- Lonjakan jumlah wisatawan
- Perayaan Obon dan dampak topan