BBN Airlines Hentikan Operasi Penerbangan Berjadwal Setelah Enam Bulan Berkiprah di Indonesia
BBN Airlines Hentikan Operasi Penerbangan Berjadwal Setelah Enam Bulan Berkiprah di Indonesia
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara resmi mengumumkan penghentian operasional penerbangan berjadwal maskapai BBN Airlines di Indonesia. Keputusan ini mengakhiri kiprah singkat BBN Airlines yang hanya beroperasi selama enam bulan, terhitung sejak penerbangan perdana pada 27 September 2024 hingga pertengahan Februari 2025. Penghentian operasional ini ditandai dengan penerbangan terakhir pada rute Jakarta-Pontianak dan Jakarta-Denpasar.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa, menjelaskan bahwa rendahnya tingkat keterisian penumpang atau load factor menjadi faktor utama penghentian operasional penerbangan berjadwal. Berdasarkan data evaluasi periode November 2024 hingga Januari 2025, rata-rata load factor BBN Airlines hanya mencapai 50%. Rinciannya, rute Jakarta-Pontianak mencatatkan load factor tertinggi sebesar 60%, disusul Jakarta-Denpasar dengan 51%, dan Jakarta-Surabaya yang terendah dengan angka 42%. Sebelum penghentian total, rute Jakarta-Surabaya telah lebih dulu dihentikan pada Januari 2025.
Meskipun menghentikan penerbangan berjadwal, BBN Airlines menegaskan tetap beroperasi untuk penerbangan tidak berjadwal atau charter. Layanan ini akan mencakup penerbangan kargo dan penumpang sesuai permintaan khusus. Hal ini menunjukkan upaya BBN Airlines untuk tetap eksis di pasar penerbangan Indonesia, meskipun dengan skala operasi yang lebih terbatas.
Berdiri di Jakarta pada Agustus 2022 sebagai anak perusahaan Avia Solutions Group, sebuah perusahaan penyedia layanan Aircraft, Crew, Maintenance, and Insurance (ACMI) yang berbasis di Dublin, Irlandia, BBN Airlines memiliki akses ke armada 199 pesawat yang dimiliki induk perusahaannya. Avia Solutions Group sendiri menawarkan beragam layanan penerbangan, termasuk perawatan pesawat (maintenance, repair, and overhaul atau MRO), pelatihan pilot dan kru, ground handling, dan layanan lainnya.
Kegagalan BBN Airlines dalam mempertahankan penerbangan berjadwal dalam kurun waktu yang singkat menimbulkan pertanyaan mengenai strategi bisnis dan daya saing di pasar penerbangan Indonesia yang kompetitif. Rendahnya load factor mengindikasikan sejumlah faktor yang perlu dikaji lebih dalam, mulai dari strategi pemasaran dan penentuan rute hingga manajemen operasional dan faktor eksternal lainnya yang mungkin mempengaruhi kinerja maskapai ini. Studi kasus BBN Airlines dapat menjadi pelajaran berharga bagi maskapai penerbangan lainnya dalam merencanakan strategi bisnis yang berkelanjutan dan mampu bersaing di pasar yang dinamis.
Berikut beberapa poin penting terkait penghentian operasi BBN Airlines:
- Penghentian Operasi Berjadwal: BBN Airlines menghentikan seluruh penerbangan berjadwal di Indonesia.
- Faktor Utama: Rendahnya load factor (tingkat keterisian penumpang) menjadi penyebab utama.
- Rute Penerbangan: Rute yang dilayani antara lain Jakarta-Pontianak, Jakarta-Denpasar, dan Jakarta-Surabaya.
- Penerbangan Tidak Berjadwal: BBN Airlines masih beroperasi untuk penerbangan charter (tidak berjadwal) kargo dan penumpang.
- Induk Perusahaan: BBN Airlines merupakan anak perusahaan Avia Solutions Group, sebuah perusahaan penyedia layanan ACMI global.
- Durasi Operasi: BBN Airlines hanya beroperasi selama kurang lebih enam bulan di Indonesia.