Serangan Teroris di Kereta Jaffar Express: Aksi Penyanderaan dan Baku Tembak di Balochistan
Serangan Teroris di Kereta Jaffar Express: Aksi Penyanderaan dan Baku Tembak di Balochistan
Insiden penyanderaan dan serangan teroris yang terjadi pada Selasa, 11 Maret 2025, di kereta Jaffar Express di Provinsi Balochistan, Pakistan, telah mengakibatkan korban jiwa dan trauma mendalam bagi para penumpang. Serangan yang dilakukan oleh Tentara Pembebasan Baloch (BLA), kelompok separatis yang telah lama melancarkan perang melawan pemerintah Pakistan, dimulai dengan ledakan bom di jalur kereta api. Ledakan tersebut memaksa kereta berhenti di area terpencil, memberikan kesempatan bagi para militan untuk menaiki kereta dan menyandera lebih dari 450 penumpang.
Kesaksian para korban selamat menggambarkan situasi mencekam yang terjadi selama penyanderaan. Muhammad Bilal, salah satu penumpang yang berhasil dibebaskan, mengungkapkan kengerian yang dialaminya dengan kalimat, "Saya tidak bisa menemukan kata-kata untuk menggambarkan bagaimana kami berhasil melarikan diri. Itu mengerikan." Allahdita, seorang penumpang berusia 49 tahun yang memiliki riwayat penyakit jantung, menceritakan bagaimana para militan memisahkan penumpang laki-laki dan perempuan, dan bagaimana ia dan keluarganya diizinkan pergi setelah menjelaskan kondisi kesehatannya. Ia juga menggambarkan perjalanan panjang dan melelahkan yang ditempuh untuk mencapai tempat aman, "Kami berjalan lama melewati pegunungan untuk mencapai stasiun terdekat. Saya belum makan sejak saya mulai berpuasa pagi ini, tapi saya masih belum bisa makan."
Para militan, menurut kesaksian beberapa penumpang, memeriksa identitas para penumpang dan menargetkan mereka yang berasal dari luar Balochistan. BLA diketahui mengklaim bahwa sumber daya alam di wilayah tersebut dieksploitasi oleh pihak luar, sehingga menjadi alasan di balik serangan yang menargetkan warga Pakistan dari wilayah lain. Seorang penumpang anonim yang berhasil lolos setelah berjalan kaki selama empat jam menuturkan, "Mereka memeriksa kartu identitas dan orang-orang yang merupakan orang Punjab dibawa pergi oleh para teroris." Kejadian ini memperlihatkan motif politis di balik aksi terorisme tersebut.
Baku tembak antara pasukan keamanan Pakistan dan para militan BLA terjadi setelah penyanderaan. Operasi pembebasan sandera yang dilakukan oleh pasukan keamanan Pakistan berhasil membebaskan 155 sandera, termasuk wanita dan anak-anak. Namun, operasi tersebut juga menimbulkan korban jiwa. Laporan awal menyebutkan sedikitnya 27 militan tewas, sementara beberapa sumber menyebutkan sedikitnya 10 penumpang, termasuk masinis kereta, juga tewas dalam insiden tersebut. Pemerintah Pakistan hingga saat ini belum merilis pernyataan resmi mengenai jumlah korban jiwa secara keseluruhan. Operasi keamanan masih terus berlanjut untuk membebaskan para penumpang yang masih disandera.
Insiden ini menyoroti tantangan keamanan yang dihadapi Pakistan, khususnya di wilayah Balochistan yang rawan konflik. Aksi terorisme yang melibatkan penyanderaan massal dan kekerasan bersenjata ini merupakan ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas negara. Penyelidikan menyeluruh diperlukan untuk mengungkap detail peristiwa dan menuntut pertanggungjawaban para pelaku. Selain itu, upaya untuk menyelesaikan konflik di Balochistan secara damai dan adil juga menjadi penting untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa mendatang.
Daftar Korban:
- Jumlah sandera: Lebih dari 450 (155 telah dibebaskan)
- Jumlah militan tewas: Sedikitnya 27
- Jumlah penumpang tewas (belum dikonfirmasi): Sedikitnya 10 (termasuk masinis)