Modernisasi Armada Perikanan: Tantangan dan Strategi KKP untuk Sektor Kelautan Indonesia
Modernisasi Armada Perikanan: Tantangan dan Strategi KKP untuk Sektor Kelautan Indonesia
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) tengah gencar mendorong transformasi besar-besaran pada armada perikanan nasional. Upaya ini difokuskan pada peralihan dari kapal-kapal berbahan kayu menuju kapal-kapal berbahan besi atau baja yang mampu memenuhi standar kelaikan internasional, meliputi kelaikan laut, kelaikan tangkap, dan kelaikan penyimpanan hasil tangkapan. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Lotharia Latif, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait kondisi armada perikanan Indonesia saat ini. Sebanyak 95% dari kapal-kapal perikanan terdaftar di KKP masih terbuat dari kayu, sebuah kondisi yang dinilai mengkhawatirkan dari berbagai aspek.
Tantangan yang dihadapi:
- Usia Kapal: Mayoritas kapal perikanan di Indonesia berusia di atas 10 tahun, bahkan rata-rata kapal kayu berusia 15-20 tahun. Kondisi ini tak hanya berisiko terhadap keselamatan awak kapal, tetapi juga terhadap kualitas hasil tangkapan. Kapal-kapal tua rentan mengalami kerusakan dan membutuhkan biaya perawatan yang tinggi.
- Bahan Baku Kapal: Penggunaan kayu sebagai bahan baku utama menimbulkan berbagai masalah, mulai dari isu deforestasi dan dampak lingkungannya terhadap emisi karbon, hingga ketidaksesuaian dengan standar kelaikan kapal perikanan modern. Kapal kayu yang dibangun secara tradisional seringkali tidak memenuhi standar keselamatan dan efisiensi.
- Mesin Kapal: Mayoritas kapal perikanan menggunakan mesin darat modifikasi (non-marine engine standar). Kondisi ini meningkatkan risiko korosi, overheating, kebocoran oli, emisi karbon yang tinggi, dan kegagalan transmisi, yang berdampak pada operasional dan keselamatan.
- Kesejahteraan Awak Kapal: Kondisi kapal yang kurang memadai juga berdampak pada kesejahteraan awak kapal. Ruangan akomodasi seringkali diprioritaskan untuk menampung hasil tangkapan, sehingga kurang memperhatikan kebutuhan ruang kerja dan istirahat yang layak.
- Persaingan Global: Kondisi armada perikanan yang belum modern dapat menurunkan daya saing produk perikanan Indonesia di pasar internasional. Penggunaan kapal yang tidak memenuhi standar dapat mempengaruhi kualitas hasil tangkapan dan harga jual.
Langkah Strategis KKP:
KKP menyadari pentingnya modernisasi armada perikanan sebagai kunci peningkatan daya saing dan keberlanjutan sektor kelautan Indonesia. Peralihan ke kapal besi atau baja bukan hanya meningkatkan keselamatan dan efisiensi, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan nilai jual hasil tangkapan. Penerapan standar penanganan ikan yang baik di atas kapal akan menjaga kesegaran dan higienis ikan, sehingga meningkatkan nilai jual dan daya saing baik di pasar domestik maupun ekspor.
Langkah-langkah yang diambil KKP antara lain mendorong pelaku usaha perikanan untuk beralih secara bertahap ke kapal-kapal besi yang memenuhi standar. Komitmen ini sejalan dengan pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, yang menekankan pentingnya memastikan seluruh kapal perikanan di Indonesia sesuai dengan norma dan standar yang berlaku, sehingga kapal-kapal yang beroperasi aman, handal, dan memenuhi aspek kelaikan.
Modernisasi armada perikanan merupakan investasi jangka panjang yang krusial bagi keberlanjutan dan peningkatan daya saing sektor perikanan Indonesia. Upaya ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, pelaku usaha, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mewujudkan armada perikanan yang modern, efisien, dan ramah lingkungan.