Ancaman Mikroplastik terhadap Ketahanan Pangan Global: Studi Terbaru Ungkap Potensi Krisis Kelaparan
Ancaman Mikroplastik terhadap Ketahanan Pangan Global: Studi Terbaru Ungkap Potensi Krisis Kelaparan
Sebuah studi komprehensif yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences telah mengungkapkan dampak signifikan mikroplastik terhadap fotosintesis tanaman, mengancam ketahanan pangan global dan berpotensi memicu krisis kelaparan skala besar. Analisis yang melibatkan lebih dari 3.000 observasi dari 157 penelitian menunjukkan bahwa pencemaran mikroplastik secara substansial mengurangi kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis, proses vital bagi pertumbuhan dan produksi pangan.
Studi ini memperkirakan penurunan hasil panen utama dunia, seperti gandum, beras, dan jagung, antara 4 hingga 14 persen akibat kontaminasi mikroplastik. Asia, sebagai wilayah dengan tingkat polusi mikroplastik yang tinggi, diperkirakan akan mengalami kerugian terbesar, dengan perkiraan penurunan hasil panen mencapai antara 54 juta hingga 177 juta ton per tahun. Implikasi dari penurunan hasil panen ini sangat signifikan, dengan prediksi peningkatan jumlah orang yang mengalami kelaparan hingga 400 juta jiwa dalam dua dekade mendatang. Besarnya kerugian ini bahkan sebanding dengan dampak krisis iklim terhadap produksi pangan dalam beberapa dekade terakhir, sebuah fakta yang semakin memprihatinkan mengingat proyeksi peningkatan populasi global hingga 10 miliar jiwa pada tahun 2058.
Mekanisme Pencemaran dan Dampaknya:
Mikroplastik mengganggu fotosintesis melalui beberapa mekanisme. Partikel-partikel tersebut dapat menghalangi sinar matahari yang dibutuhkan tanaman untuk berfotosintesis, merusak struktur tanah tempat tanaman tumbuh, dan bahkan terserap oleh tanaman itu sendiri. Setelah diserap, mikroplastik dapat menghalangi penyerapan nutrisi dan air, memicu reaksi kimia yang merusak sel tanaman, dan melepaskan zat kimia beracun yang mengurangi kadar klorofil, pigmen penting dalam proses fotosintesis. Studi ini memperkirakan penurunan fotosintesis sekitar 12 persen pada tanaman darat dan 7 persen pada alga laut, yang memiliki peran krusial dalam rantai makanan laut.
Dampak pada ekosistem laut juga signifikan. Gangguan fotosintesis alga dapat menyebabkan penurunan populasi ikan dan makanan laut hingga 1 hingga 24 juta ton per tahun, setara dengan 7 persen dari total protein yang menyediakan nutrisi bagi jutaan orang. Lebih jauh lagi, penurunan fotosintesis akibat mikroplastik berpotensi mengurangi penyerapan karbon dioksida dari atmosfer oleh fitoplankton, mengganggu keseimbangan ekosistem dan memperburuk perubahan iklim. Profesor Huan Zhong dari Universitas Nanjing, salah satu peneliti utama, menekankan urgensi pengurangan polusi mikroplastik untuk menjaga ketahanan pangan global.
Perlu Kajian Lebih Lanjut, Namun Aksi Segera Tetap Penting:
Meskipun terdapat beberapa keraguan tentang akurasi data yang digunakan dalam model prediksi, seperti yang diungkapkan oleh Profesor Richard Lampitt dari Pusat Oseanografi Nasional Inggris, Profesor Richard Thompson dari Universitas Plymouth tetap menekankan pentingnya hasil studi ini sebagai bukti kuat perlunya tindakan untuk mengatasi polusi mikroplastik. Perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikan keakuratan estimasi dampak, namun urgensi masalah ini tidak dapat diabaikan. Kesimpulannya, ancaman mikroplastik terhadap ketahanan pangan global merupakan isu serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari seluruh pemangku kepentingan global.
Sumber: Proceedings of the National Academy of Sciences, The Guardian.