Pemangkasan Besar-besaran di NOAA: 800 Karyawan Kehilangan Pekerjaan di Era Trump

Pemangkasan Besar-besaran di NOAA: 800 Karyawan Kehilangan Pekerjaan di Era Trump

Administrasi Trump telah melakukan pemangkasan besar-besaran terhadap tenaga kerja di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dengan sekitar 800 karyawan dipecat. Langkah kontroversial ini menimbulkan kekhawatiran luas terkait kemampuan Amerika Serikat dalam menghadapi ancaman iklim yang semakin meningkat dan memprediksi cuaca ekstrem. Pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut terjadi di berbagai divisi NOAA, termasuk divisi yang berfokus pada ilmuwan dan spesialis cuaca, kelautan, keanekaragaman hayati, iklim, dan penelitian serta pemantauan planet.

Sebagian besar karyawan yang terkena dampak PHK adalah karyawan dengan masa kerja kurang dari satu tahun, atau yang masih dalam masa percobaan. Sumber internal menyebutkan bahwa jumlah karyawan dengan status percobaan yang dipecat mencapai angka antara 350 hingga 375 orang. Mereka menerima surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa kinerja mereka tidak memenuhi standar yang ditetapkan oleh NOAA. Namun, keputusan ini menuai kritik tajam karena dianggap terjadi di tengah krisis iklim yang semakin parah dan meningkatnya frekuensi cuaca ekstrem yang mengancam keselamatan dan perekonomian negara.

PHK massal ini bukan hanya sekadar pemotongan anggaran semata. Kehilangan ratusan ahli meteorologi dan teknisi komputer berpengalaman menimbulkan kekhawatiran serius tentang kemampuan NOAA dalam memprediksi badai, tornado, dan cuaca ekstrem lainnya. Dampaknya akan dirasakan secara luas, mengingat peran krusial NOAA dalam memberikan peringatan dini dan informasi cuaca akurat kepada masyarakat. Salah satu contohnya adalah Divisi Penelitian Badai, yang kehilangan sejumlah karyawan yang bertanggung jawab dalam meningkatkan akurasi prakiraan badai. Andrew Hazelton, seorang peneliti dengan gelar PhD dalam meteorologi, menjadi salah satu korban PHK ini. Ia sebelumnya bertugas mengevaluasi prakiraan badai dan meningkatkan model yang digunakan untuk melacak badai.

Kehilangan pakar seperti Hazelton, yang memiliki dedikasi dan keahlian mendalam di bidangnya, mewakili kerugian signifikan bagi NOAA dan kemampuan negara dalam menghadapi ancaman iklim yang terus meningkat. Keputusan ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai prioritas pemerintahan Trump dalam melindungi warga negara Amerika dari bencana alam. Pemangkasan tenaga kerja yang drastis pada saat kebutuhan akan keahlian dan sumber daya di bidang ini semakin tinggi menimbulkan dampak jangka panjang yang merugikan. Kemampuan NOAA untuk memberikan layanan penting kepada masyarakat, seperti peringatan dini cuaca ekstrem, terancam terganggu akibat kekurangan staf yang signifikan. Langkah ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan penurunan kualitas penelitian iklim dan kemampuan negara dalam menghadapi tantangan perubahan iklim.

PHK massal di NOAA ini tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada lembaga tersebut tetapi juga menimbulkan pertanyaan mendalam tentang kebijakan pemerintahan Trump dalam menghadapi ancaman iklim dan menjaga keselamatan publik. Perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan ini dan upaya untuk memulihkan kapasitas NOAA dalam menjalankan tugasnya secara efektif.

  • Dampak PHK: Kehilangan ahli meteorologi dan teknisi berpengalaman, penurunan kemampuan prediksi cuaca ekstrem, gangguan layanan peringatan dini.
  • Divisi Terdampak: Divisi Penelitian Badai, divisi ilmuwan dan spesialis cuaca, kelautan, keanekaragaman hayati, iklim, dan penelitian serta pemantauan planet.
  • Jumlah Karyawan Terkena Dampak: Sekitar 800 karyawan, termasuk 350-375 karyawan percobaan.
  • Alasan PHK: Efisiensi, kinerja yang tidak memadai (klaim pemerintah).
  • Kritik: Keputusan ini terjadi di tengah krisis iklim dan meningkatnya cuaca ekstrem, menimbulkan kekhawatiran tentang prioritas pemerintahan dan keselamatan publik.