Camilan Unik 'Batu Bara' dari Iwaki: Kuliner Inovatif Jepang yang Menggabungkan Sejarah dan Cita Rasa

Camilan Unik 'Batu Bara' dari Iwaki: Kuliner Inovatif Jepang yang Menggabungkan Sejarah dan Cita Rasa

Kota Iwaki, Fukushima, Jepang, tak hanya dikenal akan keindahan pemandangannya, seperti Aquamarine Fukushima dan Spa Resort Hawaiians Theme Park, tetapi juga menyimpan kekayaan kuliner yang unik dan menarik perhatian dunia. Di tengah pesona wisata modernnya, kota ini tetap mempertahankan jejak sejarah pertambangan batubara yang kental. Jejak sejarah inilah yang kemudian diinterpretasikan secara kreatif ke dalam sebuah camilan inovatif: 'batu bara' yang bisa dimakan.

Diproduksi oleh perusahaan makanan lokal Nishinoya, camilan ini bukanlah batu bara sesungguhnya, melainkan tatsuta-age, sejenis olahan ikan marlin yang diolah dengan teknik penggorengan khusus dan diberi lapisan pasta tinta cumi-cumi. Proses pengolahan inilah yang menghasilkan warna hitam pekat, menyerupai batu bara, sekaligus menjadi daya tarik utama camilan unik ini. Lebih dari sekadar replika visual, camilan ini secara cerdas menggabungkan elemen sejarah pertambangan batubara Iwaki dengan kekayaan sumber daya lautnya.

Kemasan camilan 'batu bara' ini dirancang dengan detail yang menarik. Selain menampilkan citra visual yang unik, kemasannya juga menyertakan peta kecil yang menampilkan berbagai lokasi wisata populer dan kuliner favorit di Iwaki. Hal ini menunjukkan upaya untuk mempromosikan pariwisata lokal secara terintegrasi. Di dalam kemasan, terdapat potongan-potongan tatsuta-age yang berbentuk menyerupai batubara, siap memanjakan lidah penikmatnya. Tekstur ikan marlin yang tebal dan empuk, dipadu dengan bumbu-bumbu yang pas, menghasilkan rasa yang mengejutkan, jauh dari kesan 'seseram' tampilannya.

Menurut laporan dari SoraNews24, camilan ini memiliki rasa yang lezat dan cocok disantap bersama nasi putih hangat. Meskipun terdapat sedikit saus cabai manis dalam komposisinya, tingkat kepedasannya sangat ringan, sehingga cocok untuk semua kalangan usia, termasuk anak-anak. Keunikan rasa dan tampilannya telah membuahkan penghargaan bergengsi, yaitu Grand Prix Prize dalam kontes memasak ikan marlin. Hal ini membuktikan kualitas dan daya tarik camilan ini di mata para pencinta kuliner.

Keberhasilan camilan 'batu bara' ini tak hanya terbatas di Iwaki. Produk ini juga dipasarkan secara online melalui platform seperti Rakuten, dengan harga berkisar 1,188 yen (sekitar Rp 128.090) per kemasan, dengan ukuran potongan ikan marlin yang bervariasi. Keberadaan camilan ini menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam industri makanan Jepang, serta upaya untuk mengkombinasikan warisan sejarah dengan perkembangan industri wisata dan kuliner modern.

Berikut beberapa poin penting mengenai camilan unik ini:

  • Bahan utama: Ikan marlin (olahan tatsuta-age) dengan lapisan pasta tinta cumi-cumi.
  • Asal: Kota Iwaki, Fukushima, Jepang.
  • Produsen: Perusahaan makanan Nishinoya.
  • Penampilan: Mirip batu bara, berwarna hitam pekat.
  • Rasa: Lezat, gurih, sedikit manis, dan tidak pedas.
  • Penghargaan: Grand Prix Prize dalam kontes memasak ikan marlin.
  • Distribusi: Tersedia di Iwaki dan secara online (Rakuten).

Melalui inovasi kuliner seperti camilan 'batu bara' ini, Iwaki berhasil memadukan sejarah, budaya, dan kuliner menjadi sebuah pengalaman yang unik dan menarik bagi wisatawan dan pencinta kuliner di seluruh dunia.