Sate Toe Kalipucang: Kuliner Khas Pangandaran yang Menarik Perhatian
Sate Toe Kalipucang: Sensasi Kuliner Khas Pangandaran
Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, sebuah sajian kuliner unik tengah menarik perhatian para pencinta wisata kuliner, khususnya selama bulan Ramadhan. Sate Toe, hidangan berbahan dasar kerang sungai atau yang dikenal setempat sebagai 'toe', menjadi primadona baru di Rumah Makan Buncila, Kalipucang. Bukan sekadar sate biasa, Sate Toe menawarkan pengalaman cita rasa yang berbeda, memadukan tekstur lembut kerang sungai dengan rempah-rempah pilihan yang menghasilkan cita rasa gurih dan asin yang khas. Keunikan ini menarik perhatian baik warga lokal maupun wisatawan dari luar daerah, seperti Cilacap, Jawa Tengah.
Proses pembuatan Sate Toe sendiri cukup teliti. Kerang sungai segar yang dibeli langsung dari para pencari kerang, terlebih dahulu dibersihkan dari cangkangnya. Setelah itu, proses perebusan selama satu jam dilakukan untuk memastikan tekstur kerang menjadi empuk dan mudah di olah. Bumbu kuning yang menjadi ciri khas Sate Toe, diracik dari paduan rempah-rempah pilihan, seperti kunyit, bawang merah, bawang putih, cabai merah, dan aneka rempah lainnya yang dihaluskan hingga merata. Bumbu kuning yang kaya akan rempah ini kemudian ditumis sebentar bersama kerang untuk memastikan aroma dan rasa meresap sempurna ke dalam daging kerang. Tahap akhir adalah proses penyusunan kerang yang telah dibumbui menjadi tusukan sate yang siap disajikan.
Rahasia Kelembutan Sate Toe dan Sambutan Positif Pelanggan
Salah satu kunci kelembutan tekstur Sate Toe terletak pada proses perebusan yang tepat. Menurut Undang Kurniawan, seorang pelanggan asal Cilacap, ia awalnya ragu karena Sate Toe kerap kali dikenal dengan teksturnya yang alot. Namun, setelah mencicipi Sate Toe di Rumah Makan Buncila, ia mengaku sangat terkesan dengan kelembutan dan cita rasa gurih yang ditawarkan. Harga yang terjangkau, yaitu Rp 3.000 per tusuk, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelanggan. Hal ini senada dengan pengakuan Ibu Wida Widiyati (46), pemilik Rumah Makan Buncila, yang menyatakan bahwa Sate Toe telah menjadi menu andalan selama Ramadhan dan menerima pesanan hingga 200-500 tusuk setiap harinya.
Lebih dari Sekadar Sate Toe
Rumah Makan Buncila tidak hanya menyajikan Sate Toe. Beragam menu lain juga tersedia untuk melengkapi hidangan berbuka puasa, salah satunya adalah Daging Entok. Ibu Wida juga terus berupaya berinovasi dalam penyajian Sate Toe agar tampilannya lebih menarik dan menggugah selera. Tingginya permintaan Sate Toe, baik dari Pangandaran maupun luar daerah, menunjukkan potensi kuliner khas Kalipucang ini untuk lebih dikenal luas dan menjadi salah satu daya tarik wisata kuliner di Pangandaran.
Dengan cita rasa yang autentik, harga terjangkau, dan proses pembuatan yang teliti, Sate Toe siap menjadi pilihan menu berbuka puasa yang lezat dan berkesan bagi para pengunjung Pangandaran. Keberhasilan Sate Toe juga menjadi bukti kekayaan kuliner Indonesia yang terus berinovasi dan menawarkan cita rasa unik dari berbagai daerah.