Kapolda Riau dan UAS Bersinergi Lestarikan Lingkungan: Hijrah Sejati Melalui Aksi Nyata
Kampar, Riau - Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan apresiasi terhadap inisiatif masif penanaman pohon yang digalakkan oleh Kapolda Riau, Irjen Herry Heryawan. Menurut UAS, tindakan nyata Irjen Herry Heryawan tersebut mencerminkan makna hijrah yang sesungguhnya, sebuah transformasi positif yang berdampak luas bagi lingkungan dan masyarakat.
Apresiasi ini disampaikan UAS dalam acara 'Bakti Religi dan Peduli Lingkungan' yang diselenggarakan oleh Polda Riau. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Bhayangkara ke-79 dan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Acara yang digelar di alam terbuka Pulau Tongah, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, turut menghadirkan filsuf Rocky Gerung sebagai pembicara.
Dalam kesempatan tersebut, UAS menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam dalam perspektif agama Islam. Beliau mengutip ayat Al-Qur'an dan hadis yang menyoroti peran penting pohon dalam bertasbih dan memuliakan Allah SWT. UAS menjelaskan bahwa keberadaan pohon memberikan manfaat besar bagi kehidupan manusia dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.
"Dalam surat Ar-Rahman 'wa annajmu wasysyajaru yasjudan' bintang-gemintang, pohon-pohon bersujud. Kalau pohon bersujud, lalu bacaan sujudnya apa? Semua bacaan sujud sama, subhana, Maha Suci Tuhan, Maha Suci Allah," jelas UAS.
UAS juga menyatakan kekagumannya terhadap kepemimpinan Irjen Herry Heryawan yang berupaya memulihkan kerusakan lingkungan, khususnya di kawasan hutan Bukit 30 dan Tesso Nilo. UAS berharap upaya ini dapat mengembalikan keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Alhamdulillah setelah Allah kabulkan doa pohon-pohon ini meminta ada penguasa ulil amri yang punya jabatan yang bisa melindungi dia yang akan mengembalikan lagi hutan Bukit 30, hutan Tesso Nilo, lalu kemudian alhamdulillah dihadirkan oleh Allah Bapak Herry Heryawan, polisi yang ngurus pohon kayu, selama ini dia ngurus STNK. Ngapain dia ngurus pokok kayu?" ujar UAS.
Lebih lanjut, UAS menjelaskan bahwa hijrah tidak hanya terbatas pada ritual ibadah seperti zikir dan membaca Al-Qur'an, tetapi juga mencakup tindakan nyata yang membawa perubahan positif bagi lingkungan dan masyarakat. Menurutnya, upaya pelestarian alam merupakan wujud pertobatan yang sesungguhnya.
"Beliau ingin menunjukkan makna hijrah yang sesungguhnya. Alhamdulillah pak ustaz, bapak polisi kami sudah hijrah, di mana dia, dia sekarang sedang zikir dan baca Qur'an di masjid, bukan itu hijrah. Baca Qur'an dan zikir perbuatan siapapun. (Tapi) polisi kalau dia bertaubat kembali ke jalan Allah adalah selamatkan hutan, begitu caranya," paparnya.
UAS menekankan bahwa menjaga alam adalah bagian dari menjaga semesta. Dengan melestarikan lingkungan, manusia turut menghidupkan makhluk-makhluk yang bertasbih kepada Allah SWT. UAS berharap, sinergi antara ulama dan aparat kepolisian ini dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat untuk lebih peduli terhadap kelestarian lingkungan.