Den Haag: Oase Kuliner Nusantara bagi Diaspora Indonesia di Belanda
Kota Den Haag, Belanda, bukan hanya pusat administratif bagi warga negara Indonesia (WNI) di Belanda karena keberadaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), tetapi juga menjadi magnet bagi diaspora yang merindukan cita rasa otentik kuliner Nusantara.
Bagi ribuan diaspora Indonesia yang menetap di Belanda, Den Haag menawarkan pelarian sejenak dari kerinduan akan kampung halaman melalui ragam hidangan khas Indonesia yang mudah ditemukan di berbagai sudut kota. Walaupun data pasti mengenai jumlah diaspora Indonesia di Den Haag sulit didapatkan, diperkirakan lebih dari 15.000 jiwa menetap di kota ini pada tahun 2024, sebagian dari 1,7 juta diaspora WNI dan keturunannya di seluruh Belanda. Kehadiran komunitas yang besar ini secara tidak langsung mendorong tumbuhnya bisnis kuliner Indonesia yang menjanjikan.
Menjamurnya restoran dan rumah makan Indonesia di Den Haag menjadi bukti nyata tingginya permintaan akan hidangan-hidangan familiar. Para pemilik usaha kuliner ini berlomba-lomba menyajikan cita rasa yang mampu mengobati kerinduan, sekaligus memperkenalkan kekayaan kuliner Indonesia kepada masyarakat lokal. Beberapa nama yang cukup populer di kalangan diaspora antara lain:
- Rumah Makan Lapek: Menyajikan hidangan khas Padang yang kaya akan rempah dan cita rasa pedas menggugah selera.
- Rumah Makan Berempah: Menawarkan perpaduan unik cita rasa Jawa, Sunda, dan Betawi, menghadirkan pengalaman kuliner yang beragam.
- Rumah Makan Prabumulih: Menyajikan hidangan khas Palembang yang terkenal dengan cita rasa asam manis dan gurih.
- Rumah Makan Trio: Pilihan tepat bagi yang mencari hidangan rumahan Indonesia yang sederhana namun lezat.
- Mpek-Mpek Elyssa: Surga bagi pecinta pempek, hidangan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu.
Selain nama-nama tersebut, masih banyak lagi warung makan dan restoran kecil yang menyajikan hidangan Indonesia lainnya, mulai dari soto, rawon, hingga berbagai jenis kue tradisional. Tentu saja, menu-menu klasik seperti sate, nasi goreng, dan gado-gado hampir selalu tersedia di setiap restoran Indonesia di Belanda. Namun, perlu diingat bahwa cita rasa makanan seringkali disesuaikan dengan preferensi lidah lokal, sehingga mungkin terdapat sedikit perbedaan dengan rasa aslinya di Indonesia.
Bagi wisatawan asal Indonesia yang berkunjung ke Belanda, khususnya Den Haag, mencicipi kuliner Nusantara di negeri rantau dapat menjadi pengalaman yang unik dan berkesan. Selain dapat mengobati rasa rindu akan masakan rumah, juga menjadi bukti bahwa kekayaan kuliner Indonesia mampu menembus batas negara dan diterima dengan baik di mancanegara.