Dunia Gelap Bollywood: Jejak Mafia Mumbai dan Ancaman dalam Industri Film
markdown Industri film Bollywood, yang dikenal dengan gemerlap dan popularitasnya, ternyata menyimpan sisi gelap yang melibatkan perputaran uang ilegal dan ancaman dari kelompok mafia. Fenomena ini, yang telah berlangsung sejak era 1960-an, menjadi sorotan seiring terungkapnya keterlibatan tokoh-tokoh dunia bawah dalam pendanaan dan pengendalian produksi film.
Sejarah kelam ini dimulai ketika Haji Mastan, seorang tokoh dunia hitam yang berpengaruh, mulai menjalin hubungan dengan para bintang film. Kedekatan ini kemudian berkembang menjadi pola pendanaan tersembunyi, di mana uang hasil kegiatan ilegal dicuci melalui investasi dalam produksi film. Praktik ini terus berlanjut hingga era Dawood Ibrahim, pemimpin geng kriminal yang sangat ditakuti di Mumbai. Dawood Ibrahim dan kelompoknya dikenal karena taktik intimidasi yang mereka gunakan untuk memaksa aktor dan aktris ternama membintangi film-film yang mereka danai. Tujuan utama mereka adalah untuk menyamarkan asal-usul dana ilegal yang mereka peroleh dari berbagai kegiatan kriminal.
Salah satu contoh paling terkenal dari keterlibatan mafia dalam industri film Bollywood adalah film "Chori Chori Chupke Chupke" yang dirilis pada tahun 2001. Film yang menampilkan bintang-bintang seperti Salman Khan, Preity Zinta, dan Rani Mukerji ini terungkap didanai oleh kelompok kriminal. Kasus ini menjadi perhatian publik ketika Preity Zinta menjadi satu-satunya saksi yang berani memberikan kesaksian melawan dunia bawah dalam persidangan. Keberaniannya patut diacungi jempol, mengingat saksi-saksi lain memilih untuk bungkam atau memberikan kesaksian yang merugikan.
Dalam sebuah acara pada tahun 2018, Preity Zinta mengenang kembali pengalaman menakutkan yang dialaminya selama proses hukum. Ia mengungkapkan bahwa ia merasa terancam dan tidak aman, terutama karena informasi yang ia sampaikan di pengadilan langsung disiarkan di televisi. Selain itu, ia juga menyinggung tentang upaya pembunuhan terhadap produser film Rakesh Roshan, yang semakin memperburuk suasana ketakutan di kalangan pelaku industri film. Preity Zinta juga menceritakan pengalaman tidak menyenangkan lainnya, di mana ia mengalami pelecehan di lokasi syuting. Ia menyadari bahwa ketenarannya sebagai seorang aktris memberikan perlindungan baginya, namun ia tetap merasa tidak nyaman dan terancam.
Berkat keberanian Preity Zinta, beberapa orang yang terlibat dalam pendanaan ilegal film "Chori Chori Chupke Chupke" berhasil ditangkap. Salah satunya adalah Anjum Fazlani, kaki tangan Chhota Shakeel, yang kemudian dibebaskan pada tahun 2010. Bahkan, Salman Khan, yang juga memberikan kesaksian di pengadilan, mengaku tidak dapat mengenali Fazlani. Pada tahun 2003, pengadilan khusus di Mumbai menghukum Bharat Shah, seorang pemodal film, dengan hukuman satu tahun penjara. Namun, Shah dibebaskan karena ia telah menjalani masa tahanan selama 14 bulan.
Kasus "Chori Chori Chupke Chupke" hanyalah salah satu contoh dari bagaimana uang haram dan ancaman mafia telah mencoreng industri film Bollywood. Meskipun upaya penegakan hukum telah dilakukan, tantangan untuk memberantas praktik ini masih sangat besar. Keterlibatan tokoh-tokoh berpengaruh dan sulitnya mendapatkan bukti yang kuat menjadi kendala utama dalam memberantas kejahatan di balik layar industri hiburan ini.