Transformasi Kiswah: Sejarah Kain Penutup Ka'bah dari Masa ke Masa

Ka'bah, kiblat bagi umat Muslim di seluruh dunia, bukan hanya sebuah bangunan suci, tetapi juga menyimpan sejarah panjang yang tercermin dalam setiap detailnya, termasuk kiswah, kain penutup yang ikonik. Kiswah bukan sekadar kain hitam berhiaskan kaligrafi emas, melainkan simbol kehormatan dan tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad. Artikel ini akan menelusuri perjalanan kiswah, dari asal-usulnya hingga transformasi modernnya.

Asal Mula dan Evolusi Kiswah

Menurut catatan sejarah, tradisi menutupi Ka'bah dimulai jauh sebelum era Islam. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Raja Tubba' dari Yaman adalah salah satu tokoh pertama yang memberikan kiswah untuk Ka'bah. Pada awalnya, kain yang digunakan sangat sederhana, terbuat dari tenunan kasar atau kulit hewan. Seiring berjalannya waktu, bahan dan desain kiswah mengalami evolusi signifikan.

Pada masa pra-Islam, suku Quraisy memegang peranan penting dalam pemeliharaan Ka'bah, termasuk penyediaan kiswah. Mereka mengumpulkan dana secara gotong royong untuk membeli kain berkualitas dari Yaman dan Suriah. Setelah Islam datang, Rasulullah SAW tetap menghormati tradisi ini, bahkan memerintahkan penggantian kiswah setelah terjadi kebakaran kecil yang merusak sebagian kainnya.

Era Kekhalifahan dan Perkembangan Kiswah

Pada masa Khulafaur Rasyidin, penggantian kiswah mulai dilakukan secara rutin. Umar bin Khattab RA mengganti kiswah dengan kain putih dari Mesir dan memperkenalkan penggunaan beberapa lapisan. Utsman bin Affan RA kemudian memperindah kiswah dan menambahkan kiswah baru setiap tahun.

Masa kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah menjadi saksi perkembangan pesat dalam pembuatan kiswah. Penggunaan sutra mulai diperkenalkan, dan kaligrafi ayat Al-Qur'an disulam dengan benang emas. Pada masa Abbasiyah, warna hitam secara resmi ditetapkan sebagai warna kiswah, menggantikan warna-warna sebelumnya seperti putih, merah, dan hijau.

Modernisasi Pembuatan Kiswah

Sejak berdirinya Kerajaan Arab Saudi, Raja Abdulaziz Al Saud memindahkan pembuatan kiswah dari Mesir ke Makkah. Pada tahun 1977, Pabrik Kiswah Ka'bah didirikan di Umm al-Joud, Makkah. Pabrik ini menjadi satu-satunya tempat pembuatan kiswah resmi di dunia. Di pabrik ini, ratusan perajin terampil bekerja dengan cermat, menggabungkan teknik tradisional dan teknologi modern untuk menghasilkan kiswah yang megah dan indah.

Proses Penggantian dan Nasib Kiswah Lama

Secara tradisional, kiswah diganti setiap tanggal 9 Dzulhijjah, bertepatan dengan Hari Arafah. Namun, sejak tahun 2022, penggantian kiswah dilakukan setiap tanggal 1 Muharram, menandai awal tahun baru Islam. Prosesi penggantian dilakukan dengan sangat hati-hati, mulai dari membuka ikatan kiswah lama, membersihkannya, hingga memasang kiswah baru yang sempurna.

Kiswah lama tidak dibuang begitu saja. Kain tersebut dipotong menjadi bagian-bagian kecil dan diberikan sebagai hadiah kenang-kenangan kepada tokoh-tokoh penting, museum, atau kolektor. Hal ini menunjukkan betapa bernilainya kiswah sebagai artefak sejarah dan simbol keagamaan.

Kiswah: Simbol Kehormatan dan Identitas

Kiswah bukan hanya sekadar kain penutup Ka'bah. Ia adalah simbol kehormatan, identitas, dan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Transformasi kiswah dari masa ke masa mencerminkan perkembangan peradaban Islam dan dedikasi umat Muslim dalam menjaga kesucian Ka'bah.