Presiden Prabowo Subianto: Indonesia Tempuh Model Ekonomi Jalan Tengah
Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmen Indonesia untuk mengadopsi model ekonomi jalan tengah, sebuah pendekatan yang menggabungkan elemen terbaik dari sistem kapitalisme dan sosialisme. Penegasan ini disampaikan dalam pidatonya di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, di mana beliau menekankan perlunya solusi yang berakar pada karakter bangsa Indonesia.
"Saya memilih jalan tengah, mengambil yang terbaik dari sosialisme dan yang terbaik dari kapitalisme," ungkap Prabowo. Beliau menjelaskan bahwa kapitalisme murni cenderung menciptakan ketimpangan yang signifikan, sementara sosialisme murni seringkali tidak realistis dan dapat menghambat produktivitas.
Prabowo menekankan pentingnya memanfaatkan kreativitas dan inovasi yang didorong oleh kapitalisme. Namun, beliau juga menyoroti perlunya intervensi pemerintah untuk mengatasi masalah mendasar seperti kemiskinan, kelaparan, dan perlindungan terhadap kelompok rentan. Keseimbangan antara kedua sistem ini dianggap krusial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo juga menyoroti kecenderungan beberapa negara di Asia Tenggara untuk mengikuti kekuatan besar dunia, yang seringkali berujung pada dominasi model ekonomi neoliberal dan pasar bebas tanpa kendali yang memadai dari negara. Beliau mengkritik bahwa elit di Indonesia juga sempat mengikuti pendekatan ini, yang menurutnya mengakibatkan kegagalan dalam menciptakan persaingan yang adil bagi seluruh masyarakat.
Prabowo mencontohkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai rata-rata 5 persen per tahun dalam tujuh tahun terakhir. Meskipun angka ini positif, beliau menekankan bahwa pertumbuhan tersebut belum menghasilkan pemerataan kesejahteraan yang signifikan. Kekayaan masih terkonsentrasi di tangan sebagian kecil populasi, kurang dari 1 persen, dan hal ini dianggap bukan sebagai formula keberhasilan yang ideal.
Oleh karena itu, Prabowo mendorong setiap negara untuk mengembangkan filosofi ekonomi yang sesuai dengan budaya dan latar belakang masing-masing. Pendekatan ini menekankan pentingnya kearifan lokal dan adaptasi terhadap konteks sosial dan ekonomi yang unik di setiap negara.
Pilar Ekonomi Jalan Tengah Indonesia:
- Keseimbangan Sistem: Menggabungkan aspek positif kapitalisme dan sosialisme.
- Intervensi Pemerintah: Peran aktif pemerintah dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi.
- Pemerataan Kesejahteraan: Upaya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan manfaat pembangunan dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
- Kearifan Lokal: Pengembangan model ekonomi yang sesuai dengan budaya dan karakteristik bangsa.
- Inovasi dan Kreativitas: Mendorong inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Dengan menempuh jalan tengah, Indonesia berharap dapat mencapai pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, inklusif, dan adil bagi seluruh rakyat.