Korlantas Siapkan Strategi Multifaceted Hadapi Arus Mudik Lebaran 2025

Korlantas Siapkan Strategi Multifaceted Hadapi Arus Mudik Lebaran 2025

Menjelang arus mudik Lebaran 2025, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri telah menyiapkan sejumlah strategi komprehensif untuk mengantisipasi potensi kepadatan lalu lintas. Salah satu langkah kunci yang diharapkan dapat meringankan beban jalan raya adalah kebijakan Work From Anywhere (WFA) yang diterapkan pemerintah. Dengan kebijakan ini, pemudik diprediksi dapat memulai perjalanan lebih awal, sehingga puncak kepadatan yang biasanya terjadi pada H-2 dan H-3 dapat diredakan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, dalam keterangan resmi pada Rabu (12/3/2025).

Namun demikian, Korlantas tetap bersiap menghadapi potensi kepadatan puncak. Irjen Pol Agus Suryonugroho menjelaskan, strategi contraflow dan one way tetap disiapkan sebagai langkah antisipatif. Penerapannya direncanakan dimulai pada H-3, sesuai prediksi puncak arus mudik. Lebih rinci, sistem one way nasional di jalur Trans Jawa akan diberlakukan mulai KM 70 hingga KM 414 di Kalikangkung, guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi akibat penyempitan jalur setelah diterapkan contraflow. Pengaturan ini, kata Agus, sangat diperlukan untuk mengelola arus lalu lintas mengingat adanya peningkatan volume kendaraan yang signifikan, terutama pada H-3.

Selain itu, Korlantas juga memanfaatkan infrastruktur jalan tol fungsional Jakarta-Cikampek Dua Selatan sebagai jalur alternatif. Tol fungsional ini diharapkan mampu memecah konsentrasi arus mudik dari Jawa Barat, khususnya yang menuju Jakarta. Dengan adanya jalur alternatif ini, arus balik dari Bandung, misalnya, dapat dialirkan tanpa harus melalui jalur utama Cikampek yang kerap mengalami kemacetan parah. Langkah ini menjadi bagian penting dari strategi distribusi lalu lintas yang diusung Korlantas untuk Lebaran 2025.

Lebih lanjut, Irjen Pol Agus Suryonugroho menekankan pentingnya pengelolaan rest area agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Ia menyarankan para pemudik untuk tidak bergantung sepenuhnya pada rest area. Sebagai alternatif, pemudik dapat keluar dari jalan tol dan mencari tempat makan atau istirahat di luar tol, kemudian melanjutkan perjalanan setelahnya. Antisipasi ini penting mengingat keterbatasan kapasitas rest area yang seringkali mengakibatkan penumpukan dan kemacetan di sekitarnya. Langkah antisipasi juga telah disiapkan di sejumlah jalur wisata dan arteri utama, seperti di Dieng, Guci, Batu, dan Puncak, untuk memastikan kelancaran arus mudik. Semua strategi ini, menurut Irjen Pol Agus, merupakan bagian dari upaya terintegrasi untuk menciptakan arus mudik yang lancar dan aman.

  • Strategi contraflow dan one way: akan diterapkan pada H-3 di jalur Trans Jawa untuk mengurai kepadatan.
  • Tol fungsional Jakarta-Cikampek Dua Selatan: digunakan sebagai jalur alternatif untuk memecah konsentrasi arus mudik dari Jawa Barat.
  • Pengelolaan rest area: pemudik disarankan untuk mencari alternatif tempat istirahat di luar tol jika rest area penuh.
  • Pengaturan jalur wisata dan arteri utama: kelancaran lalu lintas di jalur-jalur wisata dan arteri utama seperti Dieng, Guci, Batu, dan Puncak telah diantisipasi.
  • Kebijakan WFA: diharapkan dapat mengurangi puncak kepadatan arus mudik dengan memungkinkan pemudik berangkat lebih awal.