Antisipasi Gejolak Global: Pertamina International Shipping Siapkan Strategi Jika Selat Hormuz Ditutup

Konflik geopolitik di Timur Tengah kembali memanas, memunculkan kekhawatiran akan potensi gangguan terhadap jalur pelayaran vital, Selat Hormuz. Pertamina International Shipping (PIS) sebagai salah satu pemain utama dalam rantai pasok energi nasional, mengambil langkah antisipatif untuk menghadapi kemungkinan terburuk, termasuk skenario penutupan selat strategis tersebut.

Selat Hormuz, dengan lebar hanya 33 kilometer, merupakan jalur pelayaran yang sangat penting bagi perdagangan minyak dunia. Sekitar 20% konsumsi minyak global melewati jalur ini, menjadikannya sangat rentan terhadap gejolak politik dan militer. Penutupan Selat Hormuz dapat memicu krisis energi global dan berdampak signifikan pada perekonomian dunia.

Menyadari potensi risiko tersebut, PIS telah menyiapkan sejumlah strategi mitigasi. Corporate Secretary PIS, Muhammad Baron, mengungkapkan bahwa prioritas utama perusahaan adalah memastikan keamanan seluruh armada kapal milik PIS. Koordinasi dengan otoritas internasional akan dilakukan untuk memantau perkembangan situasi dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi aset perusahaan.

Selain itu, PIS juga menyiapkan rencana diversifikasi sumber pasokan energi. Perusahaan mempertimbangkan untuk meningkatkan impor minyak dari negara-negara alternatif seperti:

  • Oman
  • Amerika Serikat
  • India

Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada satu jalur pelayaran dan memastikan pasokan energi nasional tetap aman, bahkan jika Selat Hormuz ditutup.

Baron mengakui bahwa pengalihan sumber pasokan energi dapat berdampak pada biaya operasional perusahaan. PIS saat ini sedang melakukan pemetaan skenario dan perhitungan yang cermat untuk mengantisipasi potensi kenaikan biaya. Meskipun demikian, perusahaan tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas pasokan energi nasional dengan harga yang terjangkau.

Kesiapan PIS untuk mengangkut minyak dari Amerika Serikat menunjukkan fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan kondisi pasar. Meskipun jarak tempuh dan biaya pengiriman akan lebih tinggi, PIS siap menjalankan penugasan tersebut demi menjaga ketahanan energi nasional.

PIS terus memantau perkembangan situasi di Timur Tengah dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesiapan menghadapi segala kemungkinan. Langkah-langkah antisipatif ini merupakan bagian dari komitmen PIS untuk menjaga keamanan pasokan energi nasional dan mendukung stabilitas ekonomi Indonesia di tengah gejolak global.