Konflik Iran-Israel Ancam Sektor Logistik Nasional, TIKI Antisipasi Dampak Kenaikan Biaya Operasional

Eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah menimbulkan kekhawatiran global, termasuk potensi dampaknya terhadap sektor logistik di Indonesia. Ketegangan geopolitik ini dikhawatirkan dapat memicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), yang secara langsung akan mempengaruhi biaya operasional perusahaan logistik.

PT Citra Van Titipan Kilat (TIKI) menyatakan bahwa hingga saat ini, perusahaan belum merasakan dampak signifikan dari konflik tersebut. Hal ini disebabkan karena fokus utama TIKI adalah pada pengiriman domestik, yang mencapai 98% dari total volume pengiriman mereka. Sementara itu, hanya 2% pengiriman TIKI yang bersifat internasional, dan itupun masih dilakukan melalui kerjasama dengan perusahaan logistik di Singapura.

"Sejauh ini dampaknya belum terlalu terasa karena pengiriman kami lebih banyak domestik," ujar Yulina Hastuti, Direktur Utama TIKI, dalam sebuah diskusi dengan media.

Namun, Yulina mengakui bahwa ketegangan di Timur Tengah telah memperketat persyaratan untuk pengiriman internasional. "Pengaruhnya terasa pada pengiriman ke luar negeri, di mana ada banyak persyaratan tambahan yang harus dipenuhi oleh kami dan pelanggan," jelasnya.

Adam Ismanto, Head of National TIKI, menambahkan bahwa ketidakpastian pasar akibat konflik Iran-Israel berpotensi meningkatkan berbagai komponen harga, termasuk BBM. Meskipun harga BBM di Indonesia saat ini masih relatif stabil, TIKI tetap mewaspadai potensi kenaikan biaya operasional.

"Jika kondisi sudah melewati batas yang dapat kami antisipasi, mungkin akan ada penyesuaian," kata Adam.

Menghadapi tantangan ini, TIKI berfokus pada peningkatan efisiensi operasional. Beberapa langkah yang diambil antara lain:

  • Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
  • Adopsi teknologi
  • Optimalisasi proses pengiriman

Dengan meningkatkan efisiensi, TIKI berharap dapat menekan biaya operasional dan meminimalisir dampak kenaikan harga akibat kondisi eksternal. Hal ini bertujuan untuk menjaga tarif pengiriman tetap kompetitif bagi pelanggan.

"Kunci utama di industri ini adalah memberikan pelayanan prima dengan biaya yang tetap efisien. Inilah tantangan yang harus kami hadapi," tegas Adam.

TIKI terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi di berbagai lini operasional, termasuk:

  • Optimalisasi rute pengiriman
  • Penggunaan teknologi untuk pelacakan barang
  • Pelatihan kurir untuk meningkatkan produktivitas

Dengan berbagai upaya ini, TIKI berharap dapat tetap memberikan layanan terbaik kepada pelanggan di tengah gejolak geopolitik global.