Sinergi IndiHome dan Telkomsel: Langkah Strategis Telkom Group Raih Peluang Baru di Era Digital

Pengalihan bisnis IndiHome dari Telkom ke Telkomsel menuai pujian sebagai langkah strategis yang visioner. Langkah ini dipandang sebagai upaya konsolidasi internal yang cerdas untuk mengoptimalkan potensi keuntungan grup secara keseluruhan.

Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah Rejalam, menyampaikan pandangannya bahwa keputusan ini merupakan strategi bisnis yang wajar dan terukur, mengingat skala besar Telkom Group. Menurutnya, selama Telkomsel masih menjadi bagian dari grup, keuntungan yang dihasilkan akan tetap terkonsolidasi ke induk perusahaan. Ia menegaskan, kekhawatiran akan hilangnya pendapatan tidak berdasar karena IndiHome tetap berada di bawah naungan Telkom Group.

Telkom Group sendiri telah menunjukkan kinerja yang solid dengan membukukan pendapatan sebesar Rp 149,9 triliun pada tahun 2024, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Integrasi IndiHome ke dalam Telkomsel sejak Juli 2023 justru memberikan dampak positif, dengan peningkatan jumlah pelanggan IndiHome sebesar 7,7 persen atau sekitar 769.000 pelanggan, sehingga mencapai 10 juta pelanggan. Potensi pertumbuhan ini diyakini akan terus meningkat seiring dengan basis pelanggan Telkomsel yang mencapai 158 juta pada kuartal I 2025.

Sinergi antara IndiHome dan Telkomsel diharapkan dapat memperkuat layanan internet bagi pelanggan, baik di rumah maupun seluler. Hal ini sejalan dengan visi Telkom Group untuk menyediakan layanan fixed-mobile convergence yang lebih optimal. Transformasi bisnis ini merupakan bagian dari strategi "Five Bold Moves" yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan dan efisiensi perusahaan dalam jangka panjang.

Piter Abdullah menambahkan bahwa Telkom kini bukan lagi sekadar perusahaan yang bergantung pada penjualan pulsa. Bisnisnya telah berkembang pesat, termasuk investasi dalam kabel laut yang menjangkau pasar global. Ia menekankan bahwa Telkom sedang melakukan penataan ulang bisnis untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan industri yang dinamis.

Menanggapi kekhawatiran mengenai potensi hilangnya pendapatan dari IndiHome, Piter justru melihat adanya peluang pertumbuhan baru yang lebih menjanjikan bagi Telkom. Ia mendukung penuh pergeseran strategi Telkom ke segmen business-to-business (B2B), yang meliputi infrastruktur digital, pusat data, cloud, dan konektivitas untuk perusahaan dan lembaga pemerintahan. Pasar B2B dinilai memiliki potensi yang lebih besar dibandingkan bisnis ritel, dan lini bisnis Telkom seperti kabel laut dan satelit telah memiliki reputasi yang baik di pasar internasional.

Lebih lanjut, Piter Abdullah meyakini bahwa pusat data akan menjadi mesin pertumbuhan utama bagi Telkom di masa depan. Permintaan akan pusat data terus meningkat seiring dengan perkembangan era digital. Ia mengingatkan pentingnya bagi Indonesia untuk bergerak cepat agar bisnis pusat data tidak didominasi oleh negara lain. Keamanan data nasional harus menjadi prioritas, dan Telkom dapat memainkan peran strategis dalam sektor ini. Piter menekankan pentingnya menyimpan data di dalam negeri dan melihat potensi Telkom untuk menjadi pemain utama dalam bisnis pusat data, yang akan menjadi sumber pendapatan baru bagi perusahaan.