Hilirisasi Mineral: Optimalisasi Teknologi Kunci Penguasaan Pasar Baterai Global
Hilirisasi Mineral: Optimalisasi Teknologi Kunci Penguasaan Pasar Baterai Global
Ketua Komisi XII DPR RI, Bambang Patijaya, dalam forum detikcom Energi Forum: Kesiapan Indonesia Menuju Swasembada Energi, menekankan pentingnya optimalisasi hilirisasi mineral bagi perekonomian Indonesia. Beliau menyatakan bahwa langkah hilirisasi yang telah dilakukan sejauh ini telah memberikan dampak positif berupa peningkatan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi. Namun, Bambang mengingatkan perlunya fokus pada penguasaan teknologi, khususnya dalam pengembangan baterai, untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing Indonesia di pasar global.
Bambang menjelaskan bahwa hilirisasi mineral, terutama yang terkait dengan produksi baterai, merupakan langkah strategis yang sangat krusial dalam menghadapi tren global menuju kendaraan listrik (electric vehicle). Penguasaan teknologi baterai, menurutnya, bukan hanya sekedar mendukung pengembangan industri kendaraan listrik domestik, tetapi juga membuka peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama dalam industri baterai global. Keberhasilan ini akan bergantung pada kemampuan Indonesia dalam menguasai seluruh rantai pasok, mulai dari pengolahan bahan baku hingga produksi baterai siap pakai.
"Hilirisasi mineral terbukti memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan," ujar Bambang. "Namun, kita perlu memastikan bahwa kita tidak hanya mengolah bahan mentah, tetapi juga menguasai teknologi yang memungkinkan kita untuk memproduksi produk bernilai tambah lebih tinggi, seperti baterai untuk kendaraan listrik." Ia menambahkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan komparatif berupa ketersediaan nikel yang melimpah sebagai bahan baku utama baterai. Keunggulan ini perlu dimanfaatkan secara optimal melalui peningkatan kapasitas riset dan pengembangan teknologi serta investasi di sektor hilirisasi.
Lebih lanjut, Bambang mengakui bahwa meskipun arah kebijakan hilirisasi mineral Indonesia sudah tepat, eksekusi di lapangan masih perlu ditingkatkan. Ia menekankan perlunya identifikasi dan penyelesaian kendala yang menghambat proses hilirisasi, agar target peningkatan nilai tambah dan pertumbuhan ekonomi dapat tercapai secara maksimal. Hal ini meliputi berbagai aspek, mulai dari regulasi, infrastruktur, hingga ketersediaan sumber daya manusia yang terampil.
"Mapping permasalahan sudah dilakukan," kata Bambang. "Sekarang fokusnya adalah pada eksekusi. Kita perlu mempercepat proses, memastikan efisiensi, dan meningkatkan daya saing industri hilirisasi kita di kancah internasional." Ia juga mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan lembaga riset untuk mempercepat pengembangan teknologi dan meningkatkan daya saing industri hilirisasi nasional.
Secara keseluruhan, pernyataan Bambang Patijaya menyoroti pentingnya hilirisasi mineral sebagai kunci peningkatan perekonomian Indonesia dan menegaskan perlunya fokus pada penguasaan teknologi baterai untuk meraih keunggulan kompetitif di pasar global. Kesuksesan hilirisasi bergantung pada strategi yang komprehensif yang mencakup penguatan riset dan pengembangan, investasi yang terarah, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.