The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Investor Kripto Ambil Posisi Tunggu
Keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk mempertahankan suku bunga acuan pada rentang 4,25 persen hingga 4,5 persen telah menciptakan suasana pasar yang relatif tenang, meskipun ada sedikit penurunan. Para investor menunjukkan kehati-hatian, memilih untuk menunggu data ekonomi lebih lanjut untuk memberikan arah yang lebih jelas.
Pada dini hari Kamis (19/6/2025), The Fed mengumumkan kebijakan moneternya, sejalan dengan ekspektasi luas di kalangan pelaku pasar. Meskipun tidak ada perubahan suku bunga saat ini, bank sentral mengisyaratkan potensi dua kali pemangkasan suku bunga pada tahun ini, sambil tetap waspada terhadap risiko inflasi yang mungkin timbul dari kebijakan tarif impor baru yang diusulkan oleh Presiden Donald Trump.
Ketua The Fed Jerome Powell menekankan bahwa efek dari kenaikan tarif ini mungkin baru akan terasa dalam beberapa bulan mendatang, mengingat waktu yang dibutuhkan rantai pasokan untuk meneruskan biaya yang lebih tinggi kepada konsumen. Ia juga mencatat bahwa ekonomi AS masih menunjukkan kekuatan yang signifikan, terutama di pasar tenaga kerja, dan belum ada indikasi perlambatan ekonomi yang akan segera terjadi.
Pasar kripto merespons dengan tenang terhadap pengumuman tersebut. Harga Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan kurang dari 1 persen, dengan Bitcoin bertahan di sekitar level 104.000 dollar AS (setara Rp 1,71 miliar) dan Ethereum di sekitar 2.500 dollar AS (Rp 41,25 juta).
Di pasar saham AS, Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis sebesar 44 poin atau 0,10 persen ke level 42.171. S&P 500 hampir tidak berubah di posisi 5.980, sementara Nasdaq naik tipis 0,13 persen ke 19.546.
Fahmi Almuttaqin, seorang analis di Reku, menjelaskan bahwa stabilitas pasar ini mencerminkan antisipasi investor terhadap keputusan The Fed. "Investor telah menyesuaikan portofolio mereka sebelum pengumuman. Sekarang, mayoritas pelaku pasar memilih untuk mengambil sikap wait and see, menunggu perkembangan data inflasi, kebijakan tarif AS, dan ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya potensi serangan AS ke Teheran," ujarnya.
Ketidakpastian mengenai proyeksi suku bunga AS tetap tinggi, dengan semakin banyak anggota Federal Open Market Committee (FOMC) yang tampaknya enggan untuk menurunkan suku bunga pada tahun 2025, seperti yang ditunjukkan oleh hasil Dot Plot terbaru. Analis dari Morgan Stanley dan JPMorgan memperkirakan bahwa suku bunga mungkin tetap tinggi hingga tahun 2026 jika inflasi tetap persisten, meskipun peluang pelonggaran masih terbuka jika pasar tenaga kerja mulai melemah.
Di tengah ketidakpastian global, optimisme investor AS terhadap Bitcoin tampaknya tetap kuat. ETF Bitcoin spot terus mencatat arus masuk dana positif sejak 9 Juni, menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diterima sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian global.
Selain Bitcoin, tren akumulasi juga mulai terlihat pada altcoin utama seperti Ethereum (ETH) dan Ripple (XRP). Namun, Fahmi berpendapat bahwa reli utama altcoin baru akan terjadi jika The Fed mulai menurunkan suku bunga dan likuiditas pasar kripto meningkat secara signifikan.
Dalam lingkungan pasar seperti ini, strategi investasi jangka panjang seperti dollar cost averaging (DCA) dinilai tetap relevan. "DCA menjadi pilihan menarik mengingat potensi reli di masa depan tetap terbuka, meskipun pasar mungkin mengalami tekanan dalam jangka pendek hingga menengah," kata Fahmi.