Kylian Mbappe Dirawat di Rumah Sakit Akibat Gastroenteritis Akut: Apa yang Perlu Diketahui?
Kabar mengejutkan datang dari kubu Real Madrid. Bintang andalan mereka, Kylian Mbappe, dikabarkan harus dilarikan ke rumah sakit di Amerika Serikat akibat terserang gastroenteritis akut. Informasi ini disampaikan langsung oleh pihak klub melalui akun Instagram resmi mereka. Dalam pernyataan tersebut, Los Blancos menjelaskan bahwa Mbappe mengalami peradangan pada saluran pencernaannya dan tengah menjalani serangkaian pemeriksaan serta perawatan intensif.
Akibat penyakit yang dideritanya, Mbappe dipastikan absen dalam laga pembuka Real Madrid di Piala Dunia Antarklub melawan Al-Hilal yang akan digelar pada Kamis, 19 Juni 2025 dini hari WIB. Absennya Mbappe tentu menjadi pukulan telak bagi Real Madrid, mengingat perannya yang sangat vital di lini depan.
Lantas, apa sebenarnya gastroenteritis itu? Seberapa berbahayakah kondisi yang dialami oleh Mbappe? Berikut ulasan lengkapnya.
Mengenal Gastroenteritis
Gastroenteritis adalah kondisi peradangan yang terjadi pada lambung dan usus. Penyakit ini ditandai dengan gejala utama berupa diare, yang seringkali disertai dengan mual dan muntah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan gastroenteritis sebagai kondisi ketika seseorang mengalami buang air besar lebih dari tiga kali dalam sehari.
Gastroenteritis dapat bersifat akut maupun kronis. Pada kasus akut, seperti yang dialami Mbappe, diare biasanya berlangsung kurang dari 14 hari. Demam juga seringkali menyertai diare sebagai gejala tambahan.
Secara umum, gastroenteritis disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Pada kasus gastroenteritis akut, sekitar 90% disebabkan oleh infeksi bakteri. Selain infeksi, penyebab lain dari gastroenteritis meliputi efek samping obat-obatan dan paparan bahan-bahan toksik, seperti keracunan logam berat, konsumsi jamur beracun, penggunaan kokain, efek samping kemoterapi, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Apakah Gastroenteritis Berbahaya?
Pada kebanyakan kasus, gastroenteritis bukanlah penyakit yang berbahaya dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini dapat menjadi serius, bahkan mengancam jiwa, pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti anak-anak di bawah usia 5 tahun, orang dewasa di atas usia 65 tahun, dan individu dengan kondisi kesehatan yang buruk.
Komplikasi utama dari gastroenteritis adalah dehidrasi. Dehidrasi dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit yang berbahaya. Jika tidak ditangani dengan cepat, dehidrasi yang parah dapat menyebabkan kerusakan pada lambung dan usus.
Berdasarkan data WHO tahun 2020, diperkirakan terdapat empat miliar kasus gastroenteritis di seluruh dunia setiap tahunnya, dengan 2,2 juta kematian, sebagian besar terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Penanganan Gastroenteritis
Tidak ada pengobatan khusus untuk gastroenteritis. Penanganan umumnya bersifat suportif, yang bertujuan untuk mendukung proses penyembuhan alami tubuh. Beberapa tindakan suportif yang umum dilakukan meliputi:
- Pemberian cairan intravena (IV): Untuk mencegah atau mengatasi dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit.
- Nutrisi parenteral: Untuk memberikan energi kepada tubuh tanpa membebani sistem pencernaan yang sedang meradang.
- Obat-obatan: Untuk meredakan gejala, seperti mual dan diare.
Pada kasus gastroenteritis akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasit tertentu, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik atau obat antiparasit.
Perawatan yang diberikan kepada Kylian Mbappe kemungkinan besar akan mencakup tindakan-tindakan di atas, dengan tujuan untuk memulihkan kondisinya secepat mungkin agar dapat kembali beraksi di lapangan hijau. Artikel ini hanya bersifat informatif dan bukan pengganti nasihat medis profesional.