Jakarta Hadapi Tantangan Kebakaran: Relokasi Jadi Opsi di Tengah Program APAR
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengakui bahwa upaya pencegahan kebakaran di wilayahnya masih menghadapi sejumlah tantangan, meskipun program penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) di setiap Rukun Tetangga (RT) telah dijalankan. Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyampaikan hal ini di sela kunjungannya di Rawa Buaya, Jakarta Barat, Jumat (20/6/2025).
Menurut Pramono, padatnya kawasan permukiman dan jarak antar bangunan yang berdekatan menjadi faktor yang mempersulit pencegahan dan mempercepat penyebaran api. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mempertimbangkan opsi relokasi bagi warga yang tinggal di daerah-daerah yang rentan terhadap kebakaran. "Maka sekarang sedang dipikirkan bagaimana melakukan relokasi untuk itu dan akan kita putuskan," ujarnya.
Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah kebakaran telah terjadi di berbagai wilayah Jakarta. Berikut adalah beberapa insiden yang tercatat:
- Palmerah, Jakarta Barat (17 Juni 2025): Tujuh rumah di Jalan Tomang Pulo II hangus terbakar akibat korsleting listrik. Petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan api setelah lebih dari satu jam.
- Pademangan Barat, Jakarta Utara (7 Mei 2025): Dua rumah warga di Gang E, RT 06, RW 06, ludes dilalap api. Seorang korban bernama Soleh (46) kehilangan seluruh harta bendanya.
- Kapuk Muara, Jakarta Utara (6 Juni 2025): Kebakaran besar melanda Kampung Sawah, RT 17, RW 04, menghanguskan sekitar 450 rumah yang berdiri di lahan seluas tiga hektare. Ratusan keluarga kehilangan tempat tinggal dan harus mengungsi.
- Tebet, Jakarta Selatan (19 Juni 2025): Tujuh rumah di Kelurahan Kebon Baru terbakar pada dini hari. Seorang wanita ditemukan tewas karena terjebak di lantai dua rumah yang menjadi sumber api.