Wali Kota Jayapura Luruskan Pernyataan Kontroversial Terkait Demonstrasi dan Identitas Masyarakat
Polemik video yang beredar di media sosial, di mana Wali Kota Jayapura, Abisai Rollo, menggunakan istilah "orang gunung" untuk merujuk pada pelaku demonstrasi dan pemblokiran jalan di Kota Jayapura, memicu reaksi beragam di masyarakat. Video tersebut, yang merupakan cuplikan dari acara pemaparan 100 hari kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Jayapura, sontak menjadi viral dan menuai perdebatan.
Menanggapi kehebohan yang timbul, Abisai Rollo mengambil langkah cepat dengan memberikan klarifikasi resmi. Pertemuan dengan tokoh intelektual Papua Pegunungan, Hery Asso, dan sejumlah perwakilan lainnya di Kampung Kayo Pulau menjadi wadah bagi wali kota untuk meluruskan maksud pernyataannya. Abisai Rollo menegaskan bahwa tidak pernah ada niat sedikit pun untuk mengusir atau mendiskriminasi masyarakat pegunungan yang tinggal di Kota Jayapura. Ia menekankan bahwa klarifikasi ini penting bukan hanya untuk menjaga reputasinya, tetapi juga untuk merawat tali persaudaraan yang telah lama terjalin antara masyarakat pesisir dan masyarakat pegunungan.
"Saya adalah seorang Ondoafi, dan dalam budaya kami, tidak ada tempat untuk pengusiran. Mereka yang berasal dari pegunungan adalah saudara-saudara saya," tegas Abisai Rollo. Ia juga menyinggung tentang pemberian tanah, tempat tinggal, dan lahan gereja di Koya kepada masyarakat pegunungan sebagai bukti komitmennya. Lebih lanjut, Abisai menjelaskan bahwa video yang beredar adalah potongan dari pernyataan yang lebih panjang, yang ditujukan kepada oknum-oknum yang melakukan demonstrasi anarkis, bukan kepada seluruh masyarakat pegunungan. Aspirasi ini, menurutnya, ia terima langsung dari masyarakat adat saat melakukan kunjungan ke kampung-kampung.
Hery Asso, yang mewakili Intelektual Papua Pegunungan di Jayapura, menyampaikan rasa kecewa dan terkejut atas pernyataan wali kota. Ia mengakui bahwa selama ini, masyarakat pegunungan selalu menganggap Abisai Rollo sebagai sosok yang perhatian dan mendukung. Pertemuan dengan wali kota diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun pemahaman bersama dan meredakan ketegangan. Hery Asso berharap akan ada pertemuan yang lebih luas yang melibatkan tokoh-tokoh Papua Pegunungan lainnya, termasuk tokoh adat, pemuda, tokoh perempuan, dan perwakilan gereja, guna memulihkan kepercayaan publik.
Kapolresta Jayapura Kota, AKBP Fredrickus WA Maclarimboen, menyatakan bahwa klarifikasi yang telah disampaikan oleh Wali Kota Jayapura diharapkan dapat membantu menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Jayapura tetap kondusif. Pihak kepolisian juga meningkatkan kewaspadaan dengan menerjunkan 300 personel, serta melibatkan dukungan dari Polda Papua, termasuk Direktorat Samapta, Brimob, dan TNI. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi gangguan keamanan yang mungkin timbul akibat isu yang berkembang.
Dalam upaya menjaga stabilitas dan harmoni sosial di Kota Jayapura, dialog dan komunikasi yang terbuka antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan seluruh elemen masyarakat menjadi kunci utama. Klarifikasi yang telah diberikan oleh Wali Kota Jayapura diharapkan dapat meredakan ketegangan dan membuka ruang bagi rekonsiliasi serta penguatan persaudaraan di antara seluruh warga Kota Jayapura.