Ambulans Pembawa Harapan Jadi Korban Amuk Massa Aksi ODOL di Karanganyar
Karanganyar, Jawa Tengah - Sebuah insiden memilukan terjadi di Jalan Ringroad Karanganyar pada Kamis, 19 Mei 2025, ketika sebuah ambulans milik Komunitas Thariqul Janah menjadi sasaran amukan massa yang tengah menggelar aksi demonstrasi terkait implementasi aturan Zero Over Dimension Over Load (ODOL). Aksi anarkis ini terekam dalam video yang kemudian viral di platform media sosial TikTok, menunjukkan seorang individu bahkan menginjak kap depan ambulans tersebut.
Ambulans tersebut, yang dikemudikan oleh Azzam (23) dengan Muhammad Fursan Ali (20) sebagai co-driver, sedang dalam perjalanan dari Sragen menuju Solo untuk menjemput dua pasien yang membutuhkan pertolongan medis. Namun, niat mulia mereka terhalang oleh aksi demonstrasi yang menutup akses jalan. Fursan menjelaskan bahwa mereka sempat dihadang oleh sejumlah truk, yang membuat mereka kesulitan untuk melanjutkan perjalanan.
Upaya mencari jalan alternatif membuahkan hasil ketika pihak berwenang membuka jalur bagi ambulans. Akan tetapi, nasib malang kembali menimpa mereka. Setibanya di lokasi lain, ambulans kembali diadang oleh massa. Seorang individu mendekati ambulans, menggedor-gedor, dan menuduh bahwa ambulans tersebut kosong. Provokasi ini memicu amarah massa, yang kemudian menyerbu dan merusak ambulans. Akibatnya, spion ambulans pecah dan beberapa bagian bodi mengalami lecet. Meskipun mengalami kerusakan, Fursan dan Azzam dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka-luka.
"Kemungkinan ada 30 orang lebih yang mengerumuni. Sempat kaget juga. Ini sudah diberikan penjelasan tapi tetap saja," ujar Fursan, menggambarkan situasi mencekam yang mereka alami. Akibat insiden ini, kedua pasien yang seharusnya dijemput terpaksa dialihkan ke ambulans lain.
Fursan menegaskan bahwa mereka telah menjalankan prosedur standar operasional (SOP) yang berlaku dalam penjemputan pasien, termasuk penggunaan sirene yang berbeda untuk penjemputan pasien dan pengangkutan jenazah. "Untuk penjemputan pasien, sirinenya agak panjang tapi cepat. Sedangkan untuk membawa jenazah, sirinenya panjang," jelasnya. Ia memastikan bahwa pada saat kejadian, mereka telah menyalakan sirene sesuai dengan SOP yang berlaku.
Usai kejadian, perwakilan dari pihak ambulans dan massa melakukan audiensi untuk mencari solusi. Kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Namun, proses hukum terhadap pelaku perusakan ambulans akan tetap dilanjutkan.
Kapolsek Gondangrejo, Iptu Subkhi, menjelaskan bahwa permasalahan ini telah diselesaikan melalui jalur musyawarah. Pihak komunitas truk bersedia untuk mengganti kerusakan yang dialami ambulans. Menurutnya, insiden ini dipicu oleh kesalahpahaman, di mana sopir ambulans menyalakan sirene di dekat peserta aksi, yang kemudian membuat mereka terkejut. Setelah diperiksa, massa mendapati bahwa ambulans tersebut tidak membawa pasien.
"Ya, ada miskomunikasi saja dan akhirnya kan seperti ini, tapi alhamdulillah sudah bisa diselesaikan," tutup Kapolsek, menegaskan bahwa situasi telah terkendali dan diselesaikan secara damai.