55 Tahun Wafatnya Soekarno: Jejak Abadi Sang Proklamator di Mata Dunia
55 tahun telah berlalu sejak Ir. Soekarno, Bapak Proklamator dan Presiden pertama Republik Indonesia, menghembuskan nafas terakhirnya. Namun, warisan dan pengaruhnya tidak lekang oleh waktu, melainkan terus menginspirasi dan dihormati di berbagai penjuru dunia.
Penghormatan terhadap Soekarno tidak hanya terbatas di Indonesia. Di Rusia, Masjid Saint Petersburg, yang dulunya sempat beralih fungsi menjadi gudang, kembali menjadi tempat ibadah atas permintaan Soekarno kepada pemimpin Uni Soviet saat itu, Nikita Kruschev. Masjid ini kemudian dikenal sebagai Masjid Soekarno, sebuah simbol persahabatan dan diplomasi.
Aljazair mengabadikan Soekarno dengan mendirikan monumen megah yang menggambarkan dirinya menunjuk ke atas, sebagai wujud dukungan terhadap kemerdekaan Aljazair dari penjajahan Perancis. Monumen serupa juga berdiri di Meksiko, berupa patung Soekarno yang gagah di tengah taman kota.
Maroko memberikan penghormatan dengan menamai jalan utama mereka "Sharia Al-Rais Ahmed Soekarno," sementara Pakistan mengabadikan namanya dalam "Soekarno Square" di Peshawar dan "Soekarno Bazar" di Gunj Lahore. Di Mesir dan Turki, nama Ahmed Soekarno diabadikan sebagai nama jalan utama.
Pada tahun 2008, Pemerintah Kuba menerbitkan perangko edisi khusus yang menampilkan tokoh-tokoh penting, termasuk Soekarno. Terbaru, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo meresmikan monumen Soekarno, yang diresmikan oleh Ketua DPR RI, Puan Maharani, pada akhir Mei 2025 lalu.
Mengapa dunia memberikan tempat yang begitu istimewa bagi Soekarno? Jawabannya terletak pada jasa-jasanya yang luar biasa dalam mengorganisir bangsa-bangsa Asia Afrika untuk meraih kemerdekaan, serta melawan kolonialisme dan imperialisme. Soekarno menjadi tokoh sentral dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) pada tahun 1955, yang menjadi tonggak penting bagi kebangkitan bangsa-bangsa di kedua benua tersebut.
Pemikiran-pemikiran Soekarno tentang kemandirian, keadilan sosial, dan persatuan terus relevan dengan dinamika zaman. Ia menjadi inspirasi bagi gerakan-gerakan pembebasan di berbagai negara, dan warisannya terus hidup dalam semangat perjuangan untuk dunia yang lebih baik.
Sebagai bagian dari peringatan Bulan Bung Karno pada Juni 2025, PDI Perjuangan memusatkan kegiatan di Makam Bung Karno di Blitar, Jawa Timur. Acara puncak diisi dengan pidato dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputeri, sebagai penghormatan terhadap ajaran-ajaran Soekarno dan untuk mendoakan arwah beliau.
Rangkaian acara juga meliputi tausiah dari KH Ahmad Muwawiq, ulama muda karismatik dari Yogyakarta, yang mengupas keislaman Soekarno dan kontribusinya bagi peradaban Islam. Selain itu, Prof Dr KH Nazarudin Umar, MA, Menteri Agama dan Imam Besar Masjid Istiqlal, memberikan tausiah tentang Islam, nasionalisme, dan agenda pembangunan peradaban bangsa dan dunia.