DPRD DKI Jakarta Dorong Pengembangan Ondel-Ondel sebagai Ikon Budaya, Bukan Sekadar Hiburan Jalanan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta menyoroti perlunya reorientasi pemanfaatan ondel-ondel, ikon budaya Betawi yang selama ini kerap dijumpai sebagai pengamen jalanan. Justrin Adrian, anggota DPRD dari Fraksi PSI, menekankan bahwa ondel-ondel memiliki potensi lebih besar untuk dikembangkan dan dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya Jakarta yang relevan bagi semua generasi.

Menurut Justrin, pelarangan ondel-ondel mengamen saja tidak cukup. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perlu mengambil langkah-langkah konkret untuk mendukung pengembangan ondel-ondel melalui berbagai inisiatif kreatif. Salah satu usulan yang diajukan adalah mengadakan sayembara desain ondel-ondel modern yang melibatkan seniman-seniman muda. Hal ini bertujuan untuk menciptakan inovasi dalam seni ondel-ondel tanpa menghilangkan esensi budayanya.

"Seni itu dinamis, bukan sesuatu yang kaku dan tidak boleh diperbarui. Ondel-ondel harus dikembangkan agar tetap digemari lintas generasi. Kita bisa belajar dari Jepang yang berhasil mempopulerkan ninja melalui berbagai media, termasuk anime seperti Naruto," ujar Justrin.

Gubernur DKI Jakarta sebelumnya telah menyampaikan pandangan serupa mengenai ondel-ondel. Ia menginginkan agar ondel-ondel ditampilkan di ruang yang lebih representatif sebagai bagian dari promosi kebudayaan Betawi, bukan hanya sebagai hiburan jalanan semata. Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah berupaya memfasilitasi 42 sanggar ondel-ondel agar dapat tampil secara profesional dalam berbagai acara dan kegiatan kebudayaan.

Selain itu, Pramono Anung juga menyoroti praktik ondel-ondel mengamen sebagai indikasi kurangnya perhatian terhadap kesejahteraan seniman Betawi. Oleh karena itu, ia mendorong keterlibatan seniman-seniman modern dalam mengembangkan ondel-ondel agar menjadi daya tarik bagi industri kreatif dan pariwisata.

Justrin meyakini bahwa dengan melibatkan talenta seniman modern, ondel-ondel dapat menjadi lebih menarik dan diminati oleh berbagai pihak, termasuk hotel dan pusat perbelanjaan. Ia juga mendorong Gubernur DKI Jakarta untuk mengelola kebudayaan secara inovatif agar pelestarian budaya tidak hanya menjadi sebuah kewajiban, tetapi juga sesuatu yang dicintai secara alami oleh masyarakat.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan ondel-ondel:

  • Pelarangan ondel-ondel mengamen: Langkah awal yang penting untuk mengubah citra ondel-ondel.
  • Sayembara desain ondel-ondel modern: Mendorong inovasi dan kreativitas dalam seni ondel-ondel.
  • Keterlibatan seniman modern: Membawa perspektif baru dan segar dalam pengembangan ondel-ondel.
  • Fasilitasi sanggar ondel-ondel: Mendukung profesionalisme dan kualitas pertunjukan ondel-ondel.
  • Promosi ondel-ondel sebagai bagian dari budaya Betawi: Meningkatkan apresiasi dan pemahaman masyarakat terhadap ondel-ondel.

Dengan langkah-langkah yang tepat, ondel-ondel dapat menjadi ikon budaya Betawi yang membanggakan dan dicintai oleh semua generasi.