Revitalisasi Koperasi Desa Merah Putih: Warisan Margono Djojohadikusumo Menginspirasi Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan di Banyumas
Koperasi, sebagai soko guru perekonomian bangsa, memiliki akar sejarah yang kuat di Indonesia. Jejak langkahnya dimulai dari Purwokerto, sebuah kota di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang dikenal sebagai tempat lahirnya koperasi pertama pada tahun 1897.
Semangat koperasi ini kembali digaungkan dalam Talkshow Tribute to Margono bertajuk "Menyambut Koperasi Desa Merah Putih di Banyumas Raya dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan" yang diselenggarakan di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Acara ini menyoroti peran penting Banyumas dalam sejarah perkoperasian Indonesia.
Wakil Menteri Koperasi, Ferry Juliantono, menekankan bahwa Banyumas memiliki makna khusus karena menjadi tempat kelahiran koperasi pertama dan juga tempat kelahiran Margono Djojohadikusumo, tokoh penting yang meletakkan dasar-dasar sistem ekonomi Pancasila. Margono, yang merupakan kakek dari Presiden Prabowo Subianto, juga dikenal sebagai salah satu perumus pembangunan semesta berencana yang menekankan pembangunan perdesaan melalui koperasi dan sistem keuangan inklusif.
Pemikiran Margono Djojohadikusumo kemudian dilanjutkan oleh putranya, Sumitro Djojohadikusumo, yang turut mendirikan Induk Koperasi Pegawai Negeri. Presiden Prabowo Subianto, terinspirasi oleh warisan leluhurnya, berupaya menghidupkan kembali koperasi sebagai solusi untuk mengatasi ketertinggalan di wilayah perdesaan.
"Di sinilah benang merah antara pemikiran Margono Joyohadikusumo, Prof Sumitro, dan Presiden Prabowo," ujar Ferry Juliantono.
Saat ini, pemerintah sedang dalam tahap finalisasi administrasi untuk pembentukan 80.000 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang rencananya akan diluncurkan dalam waktu dekat. Inisiatif ini merupakan wujud komitmen Presiden Prabowo untuk menjadikan koperasi sebagai solusi nyata di desa, dengan tujuan:
- Mengurangi kemiskinan
- Menghapus praktik rentenir
- Menciptakan lapangan kerja
- Memperkuat ekonomi rakyat dari akar rumput
Rektor Unsoed, Akhmad Sodiq, menambahkan bahwa sejarah koperasi di Indonesia tercatat dalam jurnal yang ditulis oleh Margono Djojohadikusumo. Jurnal tersebut mencatat pembentukan Koperasi Bantuan dan Simpanan pada tahun 1897, yang kemudian bertransformasi menjadi Koperasi Bantuan Simpanan dan Kredit Usaha Tani Purwokerto.
Inisiatif Koperasi Desa Merah Putih ini diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan koperasi di Indonesia, meneruskan cita-cita Margono Djojohadikusumo dalam membangun ekonomi kerakyatan yang kuat dan inklusif. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, koperasi diharapkan dapat menjadi tulang punggung perekonomian desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.