Warga Jakarta Timur Kesulitan Akses Sembako Subsidi, Antrean Panjang Jadi Kendala
Sejumlah warga Jakarta Timur mengeluhkan rumitnya proses mendapatkan bantuan sembako bersubsidi yang diselenggarakan oleh Perumda Pasar Jaya. Program yang seharusnya meringankan beban ekonomi masyarakat ini, justru diwarnai antrean panjang dan sistem pendaftaran yang dinilai kurang efektif.
Beberapa warga, seperti Susi, mengaku harus datang ke Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Garuda, Cilangkap, sejak subuh untuk mendapatkan nomor antrean. Bahkan, sebelum matahari terbit, sudah ada ratusan orang yang mengantre. Susi menuturkan bahwa setelah mendapatkan nomor antrean, ia harus segera membayar menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) atau Kartu Pangan Bersubsidi yang telah terdaftar. Proses ini mengharuskannya datang selama tiga hari berturut-turut, yaitu mengambil nomor antrean, membayar, dan baru kemudian menerima sembako.
"Susah (mendapatkan nomor antrean), saya mengambil nomor antrean manual langsung ke RPTRA Garuda. Itu saja, habis subuh sudah ada 150 orang," ungkap Susi.
Kendala lain yang dihadapi warga adalah sistem pendaftaran online yang ternyata juga tidak efektif. Nanik, warga Bambu Apus, mencoba mendaftar secara online, namun mengalami kesulitan mendapatkan nomor antrean. Akhirnya, ia memilih datang langsung ke RPTRA Garuda. Akan tetapi, persaingan untuk mendapatkan nomor antrean secara offline juga sangat ketat. Nanik bahkan harus berkeliling ke beberapa RPTRA untuk mendapatkan nomor antrean.
"Iya, pakai online awalnya, tapi susah juga mendapatkan nomor antreannya. Akhirnya milih langsung saja ke RPTRA Garuda," jelasnya.
Antrean panjang juga terjadi saat pengambilan sembako. Warga harus mengantre di beberapa stand untuk mendapatkan beras, susu, telur, daging, ikan, dan ayam. Meskipun petugas berusaha melayani dengan cepat, namun jumlah warga yang datang terus bertambah, sehingga antrean tidak terhindarkan.
Paket sembako bersubsidi ini terdiri dari beberapa jenis, untuk pemegang KJP satu paket sembako lengkap dibanderol dengan harga Rp 126.000, dengan isi berupa 5 kilogram beras, 24 susu UHT kemasan 200 mililiter, satu ekor ayam, 15 butir telur, satu kilogram daging, dan satu kilogram ikan. Sementara, paket sembako penerima manfaat Kartu Pangan Subsidi lain dibanderol harga Rp 96.000 yang berisikan 5 kilogram beras, satu ekor ayam, 15 butir telur, satu kilogram daging, dan satu kilogram ikan.
Terlepas dari kendala yang ada, warga tetap antusias mengikuti program bantuan sembako bersubsidi ini. Mereka berharap pemerintah dapat memperbaiki sistem pendaftaran dan distribusi agar lebih efisien dan memudahkan masyarakat.
Kelemahan Sistem dan Harapan Warga
Kesulitan yang dialami warga dalam mengakses sembako bersubsidi ini menyoroti beberapa kelemahan dalam sistem yang diterapkan. Pendaftaran online yang tidak efektif, antrean panjang, dan proses yang berbelit-belit menjadi kendala utama bagi warga. Hal ini menunjukkan perlunya evaluasi dan perbaikan sistem agar program bantuan sembako bersubsidi dapat berjalan lebih lancar dan tepat sasaran.
Warga berharap pemerintah dapat meningkatkan kapasitas pendaftaran online, menambah jumlah stand distribusi, dan menyederhanakan proses pengambilan sembako. Dengan demikian, program bantuan sembako bersubsidi dapat benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan.