Kemensos Gelontorkan Dana Lebih dari Rp 5 Miliar untuk Korban Erupsi Lewotobi
Kementerian Sosial (Kemensos) meningkatkan alokasi bantuan untuk para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjadi Rp 5,3 miliar. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan dengan bantuan awal yang dialokasikan.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyatakan bahwa bantuan ini akan terus bertambah seiring dengan kebutuhan yang terus berkembang di lapangan. Tahun sebelumnya, Kemensos juga telah menyalurkan bantuan lebih dari Rp 6 miliar untuk bencana serupa di wilayah tersebut. Dengan demikian, total bantuan yang telah diberikan Kemensos untuk penanganan bencana di sekitar Gunung Lewotobi mencapai lebih dari Rp 12 miliar.
Erupsi Gunung Lewotobi berdampak pada 1.140 kepala keluarga (KK) atau sekitar 4.954 jiwa. Meskipun demikian, hingga saat ini tidak ada laporan mengenai korban luka atau meninggal dunia. Sebagian besar warga terdampak telah dievakuasi ke tempat-tempat pengungsian yang aman. Data terakhir menunjukkan bahwa 713 KK atau 2.359 jiwa mengungsi di pos lapangan Kecamatan Titihena.
Untuk mempercepat penanganan dan evakuasi warga, Kemensos telah menerjunkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana). Tim Tagana bertugas mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman, mendirikan tempat tinggal sementara (shelter), dan mengoperasikan dapur umum di berbagai lokasi strategis.
Berikut adalah lokasi dapur umum yang telah didirikan:
- Desa Konga
- Desa Bokang
- Desa Lowolaga
- Desa Ile Gerong
- Desa Kanada
- Desa Kobasoma
- Desa Eputobi
Tenda-tenda pengungsian juga didirikan sebagai tempat perlindungan sementara. Selain itu, tenda pengungsian juga berfungsi sebagai pusat layanan pemulihan, tempat pendistribusian logistik, dan pemberian bantuan darurat. Gus Ipul menekankan bahwa penggunaan tenda pengungsian ini bertujuan untuk mempercepat pemulihan kondisi para korban, baik dari segi fisik, sosial, maupun logistik.
Kemensos memastikan bahwa ketersediaan logistik mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi selama setidaknya satu minggu ke depan. Namun, evaluasi kebutuhan terus dilakukan setiap malam bersama dengan seluruh pihak terkait untuk memastikan pengiriman bantuan yang tepat sasaran dan sesuai dengan perkembangan situasi di lapangan. Kebutuhan mendesak seperti perlengkapan sanitasi untuk wanita, perlengkapan bayi dan anak-anak, obat-obatan, kasur, serta air bersih menjadi prioritas dalam pengiriman logistik.
Selain bantuan fisik, Kemensos juga memberikan layanan psikososial untuk membantu para korban mengatasi trauma pascabencana. Anak-anak akan difasilitasi untuk tetap dapat belajar di lokasi pengungsian dengan menghadirkan tenaga pengajar. Sementara itu, ibu-ibu dan lansia menjadi prioritas utama dalam program perlindungan dan pemulihan pascabencana.
Gus Ipul menegaskan bahwa seluruh proses penyaluran bantuan dilakukan secara terkoordinasi dan berdasarkan hasil asesmen yang cermat. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan benar-benar sesuai dengan kebutuhan para korban dan tidak hanya bersifat sporadis.