Waspada! Buruh Bangunan di Bandung Barat Terinfeksi Virus Hanta: Kenali Gejala dan Pencegahannya
Kasus Virus Hanta Ditemukan di Bandung Barat: Buruh Bangunan Terinfeksi
Seorang pekerja konstruksi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, dinyatakan positif terinfeksi virus Hanta. Kasus ini menjadi perhatian serius mengingat potensi bahaya virus ini dan perlunya kewaspadaan di lingkungan kerja dan tempat tinggal.
Identitas pekerja tersebut adalah O, warga Desa Bojongkoneng, Kecamatan Ngamprah. Informasi awal menunjukkan bahwa O mengalami gejala setelah diduga digigit tikus di lokasi proyek konstruksi di kawasan Ciwidey, Kabupaten Bandung.
Sebelum diagnosis virus Hanta dikonfirmasi, O telah mengalami serangkaian gejala klinis yang memburuk selama kurang lebih dua minggu. Awalnya, ia diduga menderita Leptospirosis, namun kondisi kesehatannya tidak menunjukkan perbaikan meskipun telah mendapatkan penanganan medis di beberapa fasilitas kesehatan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat, Ridwan Abdullah Putra, membenarkan bahwa hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan O positif terpapar virus Hanta. "Kami telah melakukan surveilans dan upaya mitigasi. Benar bahwa satu warga Ngamprah KBB positif virus hanta berdasarkan hasil uji lab dari Balai Besar Laboratorium Kesehatan RI di Salatiga," ungkap Ridwan.
Ridwan menjelaskan bahwa gejala klinis yang dialami O meliputi pusing, demam, dan nyeri lambung yang muncul sejak awal Mei 2025. Kasus ini mendorong perlunya pemahaman lebih lanjut mengenai virus Hanta, termasuk gejala, penyebab, cara penanganan, dan pencegahannya.
Mengenal Lebih Dekat Virus Hanta
Virus Hanta adalah virus zoonosis yang dibawa oleh hewan pengerat, terutama tikus. Infeksi virus ini pada manusia dapat menyebabkan penyakit serius dan berpotensi mematikan. Di Indonesia, kasus infeksi virus Hanta pada manusia masih jarang ditemukan, namun kewaspadaan tetap diperlukan.
Penyebab dan Penyebaran
Virus Hanta disebabkan oleh virus dari genus Orthohantavirus, yang dibawa oleh berbagai jenis tikus. Beberapa jenis tikus yang telah terkonfirmasi sebagai reservoir virus Hanta di Indonesia antara lain:
- Rattus norvegicus (tikus got)
- R. tanezumi (tikus rumah)
- R. tiomanicus (tikus belukar)
- R.exulans (tikus ladang)
- R. argentiventer (tikus sawah)
- Mus musculus (mencit rumah)
- Bandicota indica (tikus wirok)
- Maxomys surifer
Penularan virus Hanta terjadi melalui kontak langsung dengan reservoir utama, yaitu tikus. Penularan dapat terjadi melalui:
- Kontak dengan ekskresi tikus (saliva, urine, dan feses) yang mengenai kulit yang luka atau membran mukosa pada mata, mulut, dan hidung.
- Menghirup debu atau partikel halus yang terkontaminasi Orthohantavirus.
Perlu dicatat bahwa penularan antarmanusia hingga saat ini belum pernah dilaporkan.
Gejala Klinis
Infeksi virus Hanta dapat menyebabkan dua jenis gejala klinis, yaitu:
-
Hemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS): Gejala ini lebih umum ditemukan di Eropa dan Asia. Gejala awal meliputi sakit kepala hebat, nyeri punggung dan perut, demam, menggigil, mual, dan penglihatan kabur. Gejala lanjutan dapat berupa tekanan darah rendah, syok akut, pendarahan internal, dan gagal ginjal akut.
-
Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS): Gejala ini lebih sering ditemukan di Benua Amerika. Gejala awal meliputi kelelahan, demam, nyeri otot, sakit kepala, pusing, menggigil, dan masalah perut. Seiring perkembangan penyakit, HPS dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru, penumpukan cairan di paru-paru, dan masalah serius pada fungsi paru-paru serta jantung.
Penanganan dan Pencegahan
Penanganan infeksi virus Hanta bersifat suportif, yaitu dengan istirahat, hidrasi, dan pengobatan gejala. Belum ada pengobatan khusus untuk infeksi virus ini. Pada kasus HPS, pasien mungkin memerlukan alat bantu pernapasan seperti intubasi. Pada kasus HFRS, dialisis dapat dilakukan untuk membantu membuang racun dari darah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Pencegahan infeksi virus Hanta berfokus pada menghindari kontak dengan hewan pengerat dan mengendalikan populasi tikus di lingkungan sekitar. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
- Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan.
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat membersihkan area yang mungkin terkontaminasi tikus.
- Membersihkan kotoran tikus dengan disinfektan.
- Tidak menyentuh tikus secara langsung.
- Melakukan pengelolaan sampah dengan benar.
- Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir.
Kasus infeksi virus Hanta pada buruh bangunan di Bandung Barat ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis. Dengan memahami gejala, penyebab, dan cara pencegahannya, kita dapat melindungi diri dan keluarga dari ancaman virus Hanta.