PTDI Pacu Produksi Pesawat hingga 2029: Modernisasi Fasilitas Jadi Kunci Peningkatan Kapasitas
PTDI Pacu Produksi Pesawat hingga 2029: Modernisasi Fasilitas Jadi Kunci Peningkatan Kapasitas
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menargetkan produksi 143 unit pesawat hingga tahun 2029, dengan nilai kontrak mencapai US$ 3,1 miliar atau sekitar Rp 50,84 triliun (berdasarkan kurs Rp 16.400). Target ambisius ini meliputi 46 unit pesawat CN235, 31 unit pesawat NC212i, dan 66 unit pesawat N219. Selain produksi pesawat, PTDI juga menargetkan peningkatan signifikan pada kontrak proyek aerostructure, dari US$ 12,9 juta pada tahun 2025 menjadi US$ 50 juta pada tahun 2032. Kontribusi machining parts diperkirakan mencapai 10-20% dari total pesanan aerostructure.
Namun, upaya PTDI untuk mencapai target produksi tersebut dihadapkan pada kendala kapasitas produksi. Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin, Setia Diarta, menjelaskan bahwa usia mesin produksi PTDI yang telah melebihi 15 tahun menjadi faktor penghambat utama. Mesin-mesin tersebut mengalami penurunan produktivitas dan keandalan, serta sering mengalami downtime akibat kesulitan mendapatkan suku cadang pengganti. Tantangan ini mendorong PTDI untuk mengambil langkah strategis dalam memodernisasi fasilitas produksinya.
Sebagai solusi, PTDI menjalin kerja sama dengan PT Yogya Presisi Teknikatama Industri (YPTI), produsen mesin CNC dalam negeri. Kerja sama ini difokuskan pada modernisasi fasilitas machining (CNC) PTDI. Tujuan utama kolaborasi ini adalah untuk meningkatkan produktivitas dan keandalan mesin produksi, menaikkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) produk permesinan, baik untuk komponen pesawat terbang maupun spare part mesin, serta mengembangkan ekosistem industri manufaktur kedirgantaraan nasional.
Kerangka kerja sama yang telah ditandatangani meliputi beberapa poin penting, antara lain:
- Pengadaan dan Revitalisasi Permesinan PTDI
- Pelatihan bagi tenaga kerja PTDI
- Peningkatan daya saing produk permesinan PTDI
- Kolaborasi bisnis antara PTDI dan YPTI
- Pengembangan ekosistem industri manufaktur kedirgantaraan
PTDI memilih YPTI sebagai mitra karena kemampuan dan otorisasi perusahaan tersebut dalam mendesain, memproduksi, merakit komponen, dan melakukan pemeliharaan mesin CNC merek Twinhorn produksi Chi-Fa Machinery Manufacturer Taiwan. PT Pumatech, sebagai authorized dealer Chi-Fa Machinery Manufacturer di Indonesia, akan memberikan dukungan untuk perawatan mesin CNC tersebut. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem dirgantara nasional, meningkatkan TKDN, dan mengoptimalkan potensi industri dalam negeri. Direktur Produksi PTDI, Dena Hendriana, menekankan bahwa kolaborasi ini akan memperkaya kapabilitas permesinan PTDI, sehingga perusahaan dapat terus meningkatkan kualitas, kompetensi, dan diversifikasi produk kedirgantaraannya.
Langkah modernisasi ini menjadi kunci keberhasilan PTDI dalam mencapai target produksi yang ambisius dan memperkuat posisi Indonesia di industri kedirgantaraan global. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan perusahaan lokal, PTDI optimistis dapat mengatasi tantangan dan mewujudkan visinya.