Persaingan Ketat di Ranah Generatif AI: ChatGPT vs. Gemini

Gambar hasil olahan kecerdasan buatan (AI) yang dihasilkan melalui perintah teks (text-to-image) semakin membanjiri platform media sosial, memicu rasa ingin tahu dan perbandingan di antara penggunanya. Dua nama besar yang mendominasi arena ini adalah ChatGPT dan Google Gemini.

Meskipun keduanya mampu menghasilkan gambar yang mendekati realistis, perbedaan mencolok dalam pendekatan dan hasil akhir menjadi daya tarik tersendiri. Mari kita telaah lebih dalam mengenai perbandingan kedua platform ini.

ChatGPT: Detail dan Kontras yang Mencolok

ChatGPT, chatbot AI besutan OpenAI, dikenal dengan kemampuannya menghasilkan gambar dengan detail yang tajam dan kontras yang kuat. Pencahayaan yang diterapkan mampu menonjolkan fitur wajah, menciptakan kesan yang hampir menyerupai foto manusia asli. ChatGPT juga cukup piawai dalam menerapkan prinsip-prinsip fotografi, seperti memberikan efek blur pada latar belakang untuk memfokuskan perhatian pada objek utama.

Kelebihan lain dari ChatGPT adalah kemampuannya menambahkan detail-detail kecil seperti bayangan, serta tekstur keringat dan minyak pada wajah, yang semakin menambah kesan realistis. Namun, di balik kelebihannya, terdapat beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.

Beberapa gambar yang dihasilkan ChatGPT cenderung menampilkan pose dan senyuman yang kaku, serta warna yang terlalu mencolok. Proporsi tubuh pada beberapa foto juga terlihat kurang seimbang, dengan ukuran kepala yang tidak sesuai dengan badan. Selain itu, tatapan mata pada karakter yang dihasilkan seringkali terlihat kosong dan kurang hidup.

Upaya untuk menghasilkan variasi gambar dengan prompt yang sama seringkali berujung pada hasil yang serupa, dengan perubahan minim pada wajah karakter dan sudut pengambilan gambar. Hal ini menunjukkan bahwa ChatGPT kurang fleksibel dan kurang mampu menghasilkan kreasi yang beragam.

Gemini: Ekspresi dan Kreativitas yang Lebih Unggul

Google Gemini menawarkan pendekatan yang berbeda, dengan fokus pada ekspresi, kreativitas, dan kualitas realistis. Meskipun tidak se-detail dan se-kontras ChatGPT, Gemini mampu menghasilkan gambar yang terasa lebih alami dan "manusiawi".

Salah satu keunggulan Gemini adalah kemampuannya menghasilkan gambar dengan pencahayaan yang lebih lembut, menghindari kesan berlebihan yang seringkali ditemukan pada hasil ChatGPT. Penggunaan warna yang lebih nyaman dipandang juga berkontribusi pada kesan yang lebih alami dan menyatu antara objek dan latar belakang.

Gemini juga unggul dalam hal kreativitas, mampu menghasilkan beragam gaya, pose, dan lokasi foto yang berbeda. Tidak seperti ChatGPT yang cenderung terpaku pada satu posisi dan pose, Gemini mampu menciptakan variasi yang lebih menarik dan dinamis. Penggunaan sudut pengambilan gambar yang berbeda, seperti medium close-up dan full body, serta ekspresi wajah yang lebih hidup, semakin menambah nilai artistik pada gambar yang dihasilkan.

Namun, Gemini juga tidak luput dari kekurangan. Beberapa gambar yang dihasilkan terlihat terlalu halus dan berkualitas tinggi, sehingga kehilangan kesan alami dan justru terlihat seperti hasil rekayasa digital. Misalnya, dalam simulasi foto konser, hasil gambar Gemini terlalu jernih dan bebas dari noise, yang sebenarnya wajar terjadi dalam kondisi minim cahaya.

Tips Menghasilkan Gambar AI yang Realistis

Untuk menghasilkan gambar AI yang realistis, kunci utamanya adalah memberikan prompt yang detail dan spesifik. Semakin detail prompt yang diberikan, semakin baik pula hasil yang akan diperoleh. Anda dapat menggunakan prompt yang telah dicoba sebelumnya sebagai referensi, dan melakukan modifikasi sesuai dengan selera dan kebutuhan.

Contoh prompt yang dapat digunakan:

markdown Buat gambar yang sangat realistis seorang wanita muda Indonesia berusia 20-an, yang memiliki tinggi badan 155 cm dengan bobot sekitar 54 kg. Dia memiliki kulit kuning langsat dan rambut lurus hitam pendek sebahu. Dia sedang menonton konser musik K-pop pada gelanggang yang megah di malam hari. Ia mengenakan crop jacket denim warna biru muda dipadukan dengan kaos putih, serta rok mini hitam, dan sneakers putih. Di tangannya tergenggam lightstick bergemerlap dengan warna yang terus berubah. Wajahnya menunjukkan ekspresi gembira dan kagum, dengan mata berbinar. Di wajahnya, terdapat makeup natural, blush on merah muda di pipi, lip tint merah muda glossy, dan sedikit highlighter di tulang pipi yang memantulkan cahaya lampu. Di pergelangan tangannya tampak memakai jam. Latar belakang memperlihatkan panggung konser besar dengan layar LED raksasa, lampu sorot, asap panggung, dan kerumunan penonton yang mengangkat lightstick dan banner. Beberapa balon dan confetti beterbangan di udara. Suasana penuh warna, energi, dan sorakan antusias yang menggambarkan kemeriahan konser secara hidup. Foto ini diambil dengan kamera HP berukuran 9:16 dan fokus tertuju pada wanita. Sudut pengambilan dari depan full body dengan wajah wanita menghadap lurus ke kamera. Lighting alami dari panggung dan cahaya LED konser menciptakan pantulan dramatis di wajah dan mata, menonjolkan ekspresi kagumnya. Efek cahaya berwarna magenta dan biru dari lampu sorot menciptakan kilauan pada rambutnya dan memperjelas kontur wajahnya. Terdapat sedikit lens flare dari cahaya lampu panggung di sisi atas gambar, memperkuat nuansa konser yang semarak. Fokus dan eksposur disesuaikan untuk menampilkan detail kulit, riasan, dan tekstur pakaian dengan sangat jelas, sekaligus menjaga atmosfer gemerlap konser tetap nyata dan memukau.

Etika Penggunaan Gambar AI

Perlu diingat bahwa penggunaan gambar AI harus dilakukan dengan bijak dan bertanggung jawab. Hindari menggunakan gambar AI untuk tujuan penipuan, pencemaran nama baik, atau tindakan kriminal lainnya. Selalu berikan keterangan yang jelas bahwa gambar tersebut merupakan hasil olahan AI, dan hargai hak cipta serta privasi orang lain.

Dengan pemahaman yang baik mengenai potensi dan batasan teknologi AI, kita dapat memanfaatkan alat ini secara kreatif dan bertanggung jawab untuk menghasilkan karya seni yang menginspirasi dan menghibur.