Industri Kecil Menengah Terhambat Sejumlah Tantangan: Kualitas Bahan Baku hingga Keterbatasan Teknologi
Kementerian Perindustrian mengakui bahwa Industri Kecil Menengah (IKM) di Indonesia menghadapi berbagai kendala yang menghambat pertumbuhan dan daya saing mereka. Tantangan-tantangan ini meliputi kualitas produk yang belum memenuhi standar, pemenuhan standardisasi yang ketat, serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang masih rendah.
Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, menyampaikan bahwa pemerintah, melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA), telah menyiapkan berbagai program untuk membantu IKM mengatasi kendala-kendala tersebut. Program-program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas produk, memenuhi standar yang ditetapkan, dan meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri.
"Industri kecil menengah ini PR-nya lumayan banyak. Salah satunya adalah standardisasi, kemudian TKDN dan yang lain-lain. Nah beliau Bu Dirjen (Dirjen IKMA Reni Yanita) ini memiliki seperangkat fasilitasi yang barangkali bisa membantu teman-teman industri kecil menengah atau UMKM ini," kata dia dalam acara Tokopedia dan TikTok Shop bersama Kemenperin Angkat Lokal Cepat Terkenal (KALCER), Kamis (19/6/2025).
Salah satu masalah utama yang dihadapi IKM adalah kualitas bahan baku yang tidak memenuhi standar pasar. Hal ini menyebabkan produk IKM sulit bersaing dan kehilangan pangsa pasar. Kualitas bahan baku yang tidak terjamin, baik dari segi mutu maupun kuantitas, menjadi penyebab utama masalah ini.
"Kadang-kadang karena bahan-bahannya tidak terjamin, waktu maupun kuantitasnya, akhirnya pasar pasar tertentu hilang dari pasaran. Nah oleh karena itu kami dari Kementerian Perindustrian ingin membantu supaya itu semua bisa dilakukan dengan baik sehingga dari aspek suplai bahan baku tidak berkurang, terjamin gitu," terangnya.
Selain masalah kualitas, IKM juga menghadapi kendala teknologi. Keterbatasan akses terhadap teknologi modern dan kurangnya inovasi menjadi penghambat bagi IKM untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Reni Yanita menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan UMKM memenuhi standar kualitas yang ditetapkan. Standardisasi produk menjadi kunci untuk meningkatkan daya saing IKM di pasar domestik maupun internasional.
"Nah jadi Kementerian Perindustrian bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan UMKM, yang disebut berkualitas, kalau dia ada standarnya, kita lengkapi," terangnya.
Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing produk lokal, pemerintah terus menggalakkan Gerakan Nasional Bangga Produk Indonesia. Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat Indonesia semakin mencintai dan menggunakan produk dalam negeri. Peningkatan konsumsi produk lokal akan membantu IKM untuk tumbuh dan berkembang.
"Memang kita harus terus menggaungkan Gerakan Nasional Bangga Produk Indonesia, melalui produk lokal, melalui kegiatan ini, sebagai salah satu upaya kita untuk mengenalkan kembali atau kalau bahasanya sih, menyadarkan bahwa produk di dalam negeri lebih berkualitas, lebih murah dan harus dipercaya harapannya menjadi tuan rumah," tutupnya.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjadi fokus perhatian Kementerian Perindustrian dalam membantu IKM:
- Standardisasi Produk: Memastikan produk IKM memenuhi standar kualitas yang ditetapkan.
- Peningkatan TKDN: Mendorong penggunaan komponen dalam negeri dalam produksi IKM.
- Akses Bahan Baku: Memastikan ketersediaan bahan baku yang berkualitas dan terjamin bagi IKM.
- Adopsi Teknologi: Memfasilitasi IKM untuk mengadopsi teknologi modern dan meningkatkan inovasi.
- Promosi Produk Lokal: Menggalakkan Gerakan Nasional Bangga Produk Indonesia untuk meningkatkan konsumsi produk dalam negeri.