Kontroversi di Teluk Ekas: Bupati Lombok Timur Tegur Keras Pemandu Wisata Asing

Aksi seorang pejabat daerah di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sorotan publik setelah video yang menampilkan dirinya menegur pemandu wisata asing diunggah dan menjadi viral di media sosial. Dalam video berdurasi lebih dari dua menit tersebut, Bupati Lombok Timur, Haerul Warisin, terlihat menghampiri sejumlah pemandu wisata dan wisatawan mancanegara di kawasan Teluk Ekas.

Bupati Warisin, yang akrab disapa Iron, menyampaikan teguran kepada para pemandu wisata yang membawa wisatawan asing untuk berselancar di Teluk Ekas. Ia menekankan bahwa wisatawan tersebut seharusnya menginap di kawasan Jerowaru, Lombok Timur. Tindakan ini menuai beragam reaksi dari berbagai pihak, mulai dari anggota dewan hingga pelaku pariwisata.

Menurut informasi yang beredar, tindakan Bupati Iron dilatarbelakangi oleh keluhan dari pengelola akomodasi di Jerowaru terkait rendahnya tingkat hunian kamar. Para pengelola merasa dirugikan karena meskipun Teluk Ekas ramai dikunjungi wisatawan untuk berselancar, sebagian besar dari mereka tidak menginap di Jerowaru.

Manajer salah satu resort di Jerowaru mengungkapkan bahwa wisatawan yang menginap di wilayahnya seringkali merasa tidak nyaman dan mengalami diskriminasi dari pemandu wisata yang berasal dari Lombok Tengah. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa wisatawan enggan menginap di Jerowaru.

Aksi Bupati Iron menuai kritikan dari berbagai pihak. Anggota DPR RI dari Dapil NTB II, Muazzim Akbar, menyayangkan tindakan tersebut dan menekankan pentingnya koordinasi dalam memajukan pariwisata NTB. Ia juga menyarankan agar pemerintah daerah memfasilitasi tempat menginap yang nyaman bagi wisatawan sebelum mengambil tindakan tegas.

Ketua Sahabat Pariwisata Nusantara (Sapana) Lombok, Rudy, juga mengecam tindakan Bupati Iron. Ia menilai bahwa tindakan tersebut justru mencoreng citra pariwisata NTB. Rudy menekankan bahwa sektor pariwisata seharusnya tidak dibatasi oleh wilayah administratif dan penyelesaian konflik seharusnya dilakukan secara tertutup.

Beberapa pihak mendesak Bupati Iron untuk meminta maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan akibat tindakannya. Mereka menilai bahwa permintaan maaf dapat meredakan ketegangan dan memperbaiki citra pariwisata NTB.