Eskalasi Konflik Iran-Israel Mengkhawatirkan, SBY Serukan Upaya Pencegahan Perang Dunia Ketiga
Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, memicu kekhawatiran global akan potensi konflik yang lebih luas. Mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), melalui platform media sosial X, menyampaikan pandangannya mengenai situasi genting ini. Beliau menekankan bahwa perang besar, bahkan Perang Dunia Ketiga, masih dapat dicegah dan harus diupayakan pencegahannya.
"Saat ini, situasi di Timur Tengah semakin berbahaya. Jika perang Iran-Israel menjadi 'out of control', dunia benar-benar di ambang malapetaka," tulis SBY. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran mendalam akan dampak destabilisasi yang dapat ditimbulkan oleh eskalasi konflik di kawasan tersebut.
SBY juga menyoroti bahwa sejarah mencatat banyak peperangan dipicu oleh ego dan ambisi para pemimpin, padahal sebagian besar umat manusia lebih mendambakan perdamaian. Menurutnya, pemimpin yang gemar berperang selalu ada dari abad ke abad. Akan tetapi, hakikat manusia di seluruh dunia lebih mencintai kedamaian dan perdamaian.
Di tengah meningkatnya ketegangan, terdapat pergerakan signifikan dari aset militer Amerika Serikat. Dilaporkan bahwa sekitar 30 pesawat militer AS, khususnya pesawat tanker yang berfungsi mengisi bahan bakar jet tempur di udara, telah dipindahkan dari pangkalan-pangkalan AS ke Eropa dalam beberapa hari terakhir. Pemindahan ini terjadi setelah serangkaian serangan antara Israel dan Iran.
Berikut detail pergerakan pesawat tanker militer AS:
- Tujuh pesawat tanker KC-135 terpantau singgah di pangkalan udara AS di Spanyol, Skotlandia, dan Inggris.
- Ketujuh jet tersebut kemudian terbang menuju arah timur Sisilia pada Selasa (17/6/2025).
- Enam dari tujuh jet tidak memiliki tujuan akhir yang tercatat, sementara satu jet mendarat di Pulau Kreta, Yunani.
Pada saat yang bersamaan, muncul laporan mengenai pemindahan kapal induk AS, USS Nimitz, dari Laut China Selatan menuju Timur Tengah. Pembatalan acara yang sebelumnya direncanakan di Vietnam oleh Kedutaan AS di Hanoi disebut-sebut disebabkan oleh “kebutuhan operasional mendesak”.
Situs web pelacakan kapal, Marine Traffic, menunjukkan lokasi terakhir USS Nimitz berada di Selat Malaka menuju Singapura pada Selasa (17/6/2025) pagi. Pergerakan aset-aset militer AS ini menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan keterlibatan atau peningkatan dukungan AS di kawasan Timur Tengah, meskipun belum ada konfirmasi resmi mengenai hubungan langsung antara pergerakan tersebut dengan konflik Iran-Israel.