Jejak Kolonial Mayor Saint Martin: Asal Usul Nama Kemayoran dan Kisah di Balik Gemerlap Jakarta
Di tengah hiruk pikuk Jakarta, terhampar sebuah kawasan bernama Kemayoran. Lebih dari sekadar pusat bisnis dan pameran modern, Kemayoran menyimpan lembaran sejarah yang kaya, diwarnai intrik kekuasaan dan jejak kolonialisme. Nama Kemayoran sendiri ternyata tak lepas dari peran seorang tokoh penting di masa lalu, seorang perwira tinggi Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), Mayor Isaac de l’Ostale de Saint Martin.
Nama "Kemayoran" berakar dari kata "Mayoran", sebuah sebutan yang merujuk pada pangkat militer Mayor yang disandang oleh Saint Martin. Jejak istilah ini dapat ditemukan dalam catatan sejarah seperti Plakaatboek dan iklan Java Government Gazette pada awal abad ke-19. Saint Martin, seorang pria kelahiran Prancis, mengabdikan dirinya pada VOC dan meniti karir militer yang gemilang. Ia terlibat dalam berbagai konflik penting, termasuk peperangan di Cochin dan pertempuran di Jawa Tengah dan Jawa Timur saat VOC bersekutu dengan Mataram untuk menumpas pemberontakan Pangeran Trunojoyo.
Peran krusial Saint Martin semakin terlihat saat ia ditugaskan mendampingi Sultan Haji dalam menghadapi Sultan Ageng Tirtayasa di Banten. Konflik internal ini tak hanya memperlihatkan kemampuan militernya, namun juga intrik politik yang mewarnai karirnya. Ia terlibat perseteruan dengan Kapten Jonker, seorang perwira Kompeni lainnya. Persaingan ini berujung pada upaya Saint Martin untuk menyingkirkan Jonker dari lingkungan VOC, yang akhirnya memicu pemberontakan yang gagal.
Selain kiprahnya di medan perang dan intrik politik, Saint Martin juga dikenal sebagai tuan tanah yang memiliki lahan luas di berbagai wilayah, mulai dari Sungai Bekasi hingga Ancol. Kepemilikan tanahnya mencapai ribuan hektare, yang sebagian di antaranya kini menjadi wilayah Kemayoran. Dari pangkalan udara menjadi pusat pameran modern, Kemayoran telah mengalami transformasi besar. Namun, di balik gemerlapnya masa kini, tetap terukir jejak seorang mayor, intrik kekuasaan, dan sejarah kolonial yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Kemayoran.
Kemayoran bukan sekadar nama atau lokasi geografis, melainkan sebuah saksi bisu perjalanan panjang yang membentuk Jakarta menjadi kota metropolitan seperti yang kita kenal saat ini. Kisah ini mengingatkan kita bahwa setiap sudut kota memiliki cerita yang menunggu untuk diungkap, menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Berikut adalah daftar kepemilikan lahan Mayor Isaac de l’Ostale de Saint Martin:
- Sungai Bekasi
- Cinere (dulu Ci Kanyere)
- Tegal Angus
- Kawasan Ancol