Kondisi Ekonomi Menekan, Masyarakat Indonesia Andalkan Pinjaman Online dan Paylater

Kondisi ekonomi yang semakin menantang di Indonesia mendorong peningkatan signifikan dalam penggunaan layanan buy now pay later (BNPL) dan pinjaman online (pinjol) oleh masyarakat. Survei terbaru yang dilakukan oleh YouGov Indonesia mengungkapkan bahwa banyak individu beralih ke opsi pinjaman sebagai solusi untuk mengatasi kesulitan keuangan yang dihadapi.

Edward Hutasoit, General Manager YouGov Indonesia, menjelaskan bahwa temuan survei menunjukkan adanya peningkatan tren masyarakat yang mengambil pinjaman, bahkan bagi mereka yang sebelumnya sudah memiliki pinjaman. Data menunjukkan bahwa 36% responden meningkatkan jumlah pinjaman mereka di pinjol, sementara 27% mengalami peningkatan pinjaman di layanan paylater. Sebaliknya, 40% responden mengaku tidak ada perubahan dalam pinjaman pinjol mereka, dan 50% tidak meningkatkan pinjaman paylater.

Survei ini melibatkan 2.067 responden berusia di atas 18 tahun yang memiliki riwayat pinjaman dalam setahun terakhir. Hasilnya juga menunjukkan bahwa 28% responden meningkatkan pinjaman mereka di bank. Edward menyoroti adanya perbedaan preferensi pinjaman antar generasi. Generasi X dan milenial cenderung meminjam uang dari teman atau keluarga, sementara generasi Z lebih memilih menggunakan produk layanan keuangan seperti kartu kredit.

Berikut rincian peningkatan pinjaman berdasarkan lembaga keuangan:

  • Pinjaman Online (Pinjol):
    • Meningkat: 36%
    • Tidak Berubah: 40%
    • Menurun: 24%
  • Paylater:
    • Meningkat: 27%
    • Tidak Berubah: 50%
    • Menurun: 23%
  • Bank:
    • Meningkat: 28%

Terlepas dari peningkatan pinjaman, survei juga mengungkap bahwa mayoritas responden (70%) merasa mampu membayar pinjaman tepat waktu dan penuh. Namun, 20% responden mengalami kesulitan membayar tepat waktu, dan 10% hanya mampu melunasi sebagian dari pinjaman mereka.

Temuan ini mengindikasikan bahwa layanan pinjaman, terutama pinjol dan paylater, semakin menjadi pilihan utama bagi masyarakat Indonesia dalam menghadapi tekanan ekonomi. Meskipun sebagian besar responden merasa mampu membayar pinjaman tepat waktu, masih ada sebagian yang berjuang dengan keterlambatan pembayaran dan pelunasan sebagian, yang menyoroti potensi risiko yang terkait dengan peningkatan ketergantungan pada pinjaman.