Solidaritas untuk Gaza: Aksi Massa di Depan Kedutaan Besar AS Desak Penghentian Kekerasan dan Keadilan
Ratusan orang yang tergabung dalam berbagai elemen masyarakat dan organisasi seperti Greenpeace Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Jakarta Pusat, pada Kamis (19/6/2025). Aksi ini merupakan bagian dari gerakan global yang menyerukan diakhirinya konflik di Gaza dan penegakan hak asasi manusia bagi warga Palestina.
Aksi solidaritas ini menyoroti peran AS dalam konflik tersebut. Massa aksi menyampaikan enam tuntutan mendesak yang ditujukan kepada pemerintah AS dan komunitas internasional. Tuntutan tersebut meliputi:
- Gencatan Senjata Permanen: Mendesak penghentian total serangan terhadap warga sipil di Gaza. Aksi ini menekankan bahwa tidak ada alasan yang dapat membenarkan hilangnya nyawa warga sipil, terutama anak-anak dan perempuan, dalam konflik bersenjata.
- Penghentian Dukungan Militer dan Finansial: Menuntut diakhirinya segala bentuk bantuan politik, militer, keuangan, dan logistik kepada operasi militer Israel yang menyebabkan penderitaan bagi warga sipil Palestina. Dukungan semacam itu dinilai memperpanjang kekerasan dan memperburuk krisis kemanusiaan.
- Akses Bantuan Kemanusiaan Tanpa Batas: Menyerukan jaminan akses penuh dan tak terbatas bagi bantuan kemanusiaan ke Gaza. Pemblokiran bantuan kemanusiaan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional dan hak asasi manusia.
- Akuntabilitas Kejahatan Perang: Mendukung pembentukan mekanisme akuntabilitas internasional untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang dan pelanggaran hukum humaniter internasional. Massa aksi mendesak AS untuk mendukung penyelidikan independen terhadap semua dugaan pelanggaran dan memastikan pertanggungjawaban bagi para pelaku.
- Solusi Konflik yang Adil dan Berkelanjutan: Mendorong penyelesaian konflik Israel-Palestina yang adil dan berkelanjutan berdasarkan hukum internasional dan perlindungan hak asasi manusia bagi semua pihak. Hal ini mencakup penanganan akar masalah konflik, seperti pendudukan wilayah, pengungsian paksa, dan diskriminasi sistemik.
- De-eskalasi Ketegangan Regional: Menyerukan peran aktif dalam meredakan ketegangan regional yang lebih luas, termasuk upaya mencegah konflik lebih lanjut antara Israel dan Iran. Diplomasi dan de-eskalasi dianggap sebagai satu-satunya solusi yang berkelanjutan.
Selain orasi dan penyampaian tuntutan, aksi ini juga diwarnai dengan teatrikal yang menggambarkan penderitaan warga Gaza. Beberapa peserta aksi berbaring di jalan dengan tubuh dilumuri cat merah menyerupai darah, sementara yang lain memeluk boneka yang diselimuti bendera Palestina, sebagai simbol anak-anak yang menjadi korban konflik. Spanduk bertuliskan "Stop Supporting Genocide" dan pamflet "Free Palestine" turut dibawa, bersama dengan bunga mawar putih sebagai simbol duka dan solidaritas.
Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan seruan dari Jakarta kepada dunia untuk segera menghentikan perang dan mewujudkan perdamaian di Gaza. Ia menegaskan bahwa pemilihan lokasi aksi di depan Kedutaan Besar AS bertujuan untuk menyampaikan pesan langsung kepada pemerintah AS agar menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan kekerasan dan membuka jalan bagi perdamaian.
Greenpeace Indonesia secara tegas menyerukan kepada pemerintah AS untuk tidak lagi membiarkan terjadinya kekejaman dan genosida di Gaza, serta berperan aktif dalam menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi konflik Israel-Palestina.