Jembatan Rusak Parah, Pelajar di Cianjur Pertaruhkan Nyawa Seberangi Sungai Demi Sekolah

Kondisi infrastruktur yang memprihatinkan memaksa sejumlah pelajar di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mengambil risiko besar demi menuntut ilmu. Akibat jembatan penghubung antar desa yang rusak parah, mereka terpaksa menerjang derasnya aliran Sungai Cisokan setiap hari untuk mencapai sekolah.

Jembatan gantung sepanjang 90 meter yang menjadi urat nadi penghubung antara Desa Pusakasari dan Desa Karyamukti, Kecamatan Leles, kini ditutup total. Keputusan pahit ini diambil setelah jembatan tersebut dinilai tidak lagi layak digunakan dan berpotensi membahayakan keselamatan warga yang melintas. Insiden seorang pengendara motor yang terperosok menjadi pemicu utama penutupan jembatan tersebut.

Suhikmat, seorang warga Desa Pusakasari, mengungkapkan bahwa jembatan tersebut merupakan akses vital bagi masyarakat, terutama para pelajar. "Jembatan ini sangat penting. Kalau harus memutar, jaraknya bisa mencapai lima kilometer. Makanya, banyak warga, terutama anak-anak sekolah, yang terpaksa menyeberangi sungai," ujarnya.

Penutupan jembatan ini menimbulkan dilema. Di satu sisi, keselamatan warga adalah prioritas utama. Namun, di sisi lain, penutupan jembatan berdampak signifikan terhadap aktivitas sehari-hari, terutama bagi para pelajar yang harus menempuh pendidikan.

Warga berharap pemerintah segera mengambil tindakan konkret untuk memperbaiki jembatan tersebut. Mereka tidak ingin terus-menerus dihadapkan pada pilihan sulit antara keselamatan dan pendidikan. Perbaikan jembatan bukan hanya akan memulihkan aksesibilitas, tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat.

Camat Leles, Saidi Taba Hermansyah, menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kondisi jembatan kepada instansi terkait. Tim dari instansi terkait juga telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi. "Saat ini, akses jembatan ditutup sementara demi keselamatan warga," tegasnya.

Selain itu, pihak desa juga telah diinstruksikan untuk aktif melarang warga melintasi jembatan yang rusak maupun menyeberangi sungai. Camat juga mengimbau masyarakat untuk sementara waktu menggunakan jalur alternatif melalui Waung Cadas dan Sukamulya. Ia menegaskan bahwa keselamatan warga merupakan prioritas utama pemerintah daerah.

Kondisi ini menjadi cerminan nyata tantangan yang dihadapi masyarakat di daerah dengan infrastruktur yang kurang memadai. Akses terhadap pendidikan seharusnya tidak terhalang oleh kondisi geografis atau infrastruktur yang rusak. Pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih terhadap perbaikan infrastruktur di daerah-daerah terpencil agar masyarakat dapat hidup dengan aman dan nyaman.