Eksploitasi Anak di Pekanbaru: Ibu Diduga Suruh Anak Mengemis dengan Modus Motor Nmax
Pekanbaru, Riau - Upaya penelusuran intensif tengah dilakukan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Pekanbaru untuk menemukan seorang ibu yang diduga kuat mengeksploitasi kedua anak perempuannya dengan cara menyuruh mereka mengemis di jalanan. Kasus ini mencuat setelah video yang merekam aktivitas mencurigakan tersebut viral di media sosial.
Sejak video tersebut beredar luas, kedua anak perempuan itu tidak lagi terlihat di kawasan Jalan Sumatera, lokasi yang sebelumnya menjadi tempat mereka meminta-minta. Kepala Dinsos Pekanbaru, Idrus, mengungkapkan bahwa timnya terus berupaya melakukan pencarian siang dan malam, namun hingga saat ini belum berhasil menemukan keberadaan ibu dan kedua anaknya.
Salah satu petunjuk yang menjadi fokus pelacakan adalah nomor pelat sepeda motor Nmax yang digunakan oleh ibu tersebut, yaitu BM 5725 ZAZ. Berdasarkan data yang diperoleh, nomor pelat tersebut terdaftar di wilayah Kabupaten Kampar, sebuah daerah yang berbatasan langsung dengan Kota Pekanbaru.
"Kami menduga bahwa pelaku ini bukan warga Pekanbaru. Kami masih terus berupaya untuk mencari tahu tempat tinggalnya," jelas Idrus.
Menanggapi pertanyaan mengenai sanksi yang mungkin diberikan, Idrus menjelaskan bahwa Dinsos memiliki wewenang untuk memberikan pembinaan. Sementara itu, penegakan hukum menjadi ranah Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Pekanbaru.
"Untuk urusan hukuman, DP3APM yang lebih berwenang. Kami lebih fokus pada pembinaan dan edukasi, agar anak-anak tidak dijadikan sebagai pengemis," ujar Idrus.
Idrus juga mengungkapkan perasaan pribadinya terkait kasus ini. Ia mengaku merasa iba melihat kondisi ibu dan kedua anaknya. Namun, ia menegaskan bahwa hukum harus tetap ditegakkan.
"Saya juga merasa kasihan, mungkin karena faktor ekonomi. Tapi, motor yang digunakan ibu itu tergolong bagus, Nmax. Jadi, kami akan melakukan pendekatan secara sosial, meminta agar mereka tidak lagi melakukan pekerjaan seperti itu. Aturan harus ditegakkan," tegasnya.
Sebelumnya, sebuah video viral di media sosial memperlihatkan dugaan eksploitasi anak di Kota Pekanbaru. Dalam video tersebut, seorang ibu terlihat menurunkan dua anak perempuannya di Jalan Sumatera, sebuah lokasi yang strategis di pusat kota, untuk mengemis. Anak yang lebih besar mengenakan kostum badut berwarna merah muda, sementara adiknya berpakaian biasa sambil membawa kotak untuk mengumpulkan uang. Aksi ini direkam oleh seorang pengendara mobil.
Kasus ini juga menyoroti status Kota Layak Anak yang selama ini disandang oleh Kota Pekanbaru. Wakil Wali Kota Pekanbaru, Markarius Anwar, menyatakan bahwa kasus eksploitasi anak seperti ini dapat berdampak pada pencabutan status tersebut.
Fenomena eksploitasi anak untuk mengemis menjadi perhatian serius di berbagai kota besar. Faktor ekonomi seringkali menjadi alasan utama di balik tindakan ini. Namun, terlepas dari alasan apapun, eksploitasi anak merupakan pelanggaran hukum dan melanggar hak-hak anak. Pemerintah daerah dan pihak terkait perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum untuk mencegah dan menindak tegas pelaku eksploitasi anak. Selain itu, program-program pemberdayaan ekonomi keluarga juga perlu digalakkan untuk mengurangi tekanan ekonomi yang dapat mendorong orang tua melakukan eksploitasi terhadap anak.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait kasus ini:
- Dinsos Pekanbaru terus berupaya melacak ibu dan kedua anaknya.
- Nomor pelat motor Nmax menjadi petunjuk penting dalam pelacakan.
- Dinsos akan memberikan pembinaan, sementara penegakan hukum menjadi wewenang DP3APM.
- Kasus ini menyoroti status Kota Layak Anak yang disandang Pekanbaru.
- Pemerintah daerah perlu meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum terkait eksploitasi anak.