Operasi Militer Skala Besar di Pakistan Berlangsung Pasca Penyanderaan Kereta Api Massal
Operasi Militer Skala Besar di Pakistan Berlangsung Pasca Penyanderaan Kereta Api Massal
Sebuah operasi militer skala besar tengah berlangsung di Pakistan menyusul insiden penyanderaan massal terhadap penumpang kereta api di distrik Sibi, provinsi Balochistan pada Selasa (11/3). Kelompok separatis Tentara Pembebasan Baloch (BLA) mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, yang melibatkan pemboman jalur kereta api sebelum penyerbuan ke kereta yang mengangkut lebih dari 450 penumpang.
Insiden ini telah mengakibatkan korban jiwa. Seorang pejabat keamanan menyatakan bahwa tiga orang tewas, termasuk masinis kereta, seorang polisi, dan seorang tentara. Jumlah korban tewas dikhawatirkan akan bertambah seiring berlanjutnya operasi pembebasan sandera. Kesulitan medan dan gelapnya malam menjadi tantangan tersendiri bagi pasukan keamanan dalam menjalankan operasi. Sumber keamanan menyebutkan bahwa para teroris telah menempatkan pelaku bom bunuh diri di dekat sandera, menambah kompleksitas operasi penyelamatan.
Meskipun terdapat tantangan yang signifikan, pihak berwenang telah berhasil membebaskan lebih dari 100 sandera hingga Rabu (12/3) pagi. Menteri Dalam Negeri Mohsin Naqvi mengumumkan angka pembebasan sandera tersebut, yang terdiri dari 58 pria, 31 wanita, dan 15 anak-anak. Namun, jumlah pasti sandera yang masih ditahan belum diketahui secara pasti. Para sandera yang berhasil dibebaskan menceritakan pengalaman mengerikan mereka, termasuk perjalanan panjang dan melelahkan melalui daerah pegunungan untuk mencapai tempat yang aman.
Muhammad Bilal, salah satu sandera yang berhasil dibebaskan, menggambarkan situasi yang dialaminya sebagai ‘mengerikan’. Kesaksian para korban ini menggarisbawahi brutalitas serangan yang dilakukan oleh BLA. Muhammad Kashif, seorang pejabat senior kereta api di Quetta, mengkonfirmasi bahwa lebih dari 450 penumpang berada di dalam kereta pada saat serangan terjadi. Operasi pembebasan sandera dikabarkan akan difokuskan pada penyelamatan seluruh penumpang yang masih ditahan, dengan prioritas utama untuk meminimalisir korban jiwa di antara sandera sipil.
Provinsi Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran, dikenal sebagai wilayah yang rawan konflik. Serangan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok separatis di wilayah tersebut. Pihak berwenang Pakistan telah berjanji untuk memburu para pelaku dan menuntut pertanggungjawaban mereka atas kejahatan keji ini. Operasi militer yang sedang berlangsung diharapkan dapat mengakhiri penyanderaan dan membawa pelaku ke pengadilan. Namun, tantangan keamanan dan kondisi medan yang sulit diperkirakan akan menghambat upaya tersebut.
Tantangan yang dihadapi pasukan keamanan meliputi:
- Gelapnya malam
- Medan pegunungan yang sulit
- Ancaman bom bunuh diri
- Jumlah sandera yang masih belum diketahui
Keberhasilan operasi ini akan menjadi tolak ukur kemampuan pemerintah Pakistan dalam menghadapi ancaman terorisme dan separatisme di wilayah Balochistan.