Wanti-Wanti untuk Petinggi BUMN: Hindari Golf Saat Jam Kerja dan Intervensi Keluarga

Wakil Menteri BUMN, Dony Oskaria, menyampaikan arahan penting bagi jajaran direksi BUMN yang baru ditunjuk. Arahan ini meliputi etika kerja, profesionalisme, dan larangan-larangan yang bertujuan menjaga citra BUMN di mata publik.

Dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (IKA Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad), Dony mengungkapkan lima pesan utama yang disampaikannya kepada para direksi setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pesan-pesan tersebut menekankan pentingnya integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas.

Berikut adalah lima poin utama yang ditekankan Dony Oskaria:

  • Larangan Berutang Budi: Para direksi dipilih berdasarkan kompetensi profesional, bukan karena pertimbangan lain. Oleh karena itu, mereka tidak boleh merasa berhutang budi kepada pihak manapun.
  • Bebas dari Tekanan: Direksi harus bekerja secara profesional dan tidak boleh tunduk pada tekanan dari pihak manapun. Jika ada pihak yang mencoba memberikan tekanan, direksi diminta untuk melaporkannya.
  • Larangan Bermain Golf di Hari Kerja: Aktivitas bermain golf saat jam kerja dinilai dapat merusak citra BUMN di mata masyarakat. Dony menegaskan bahwa hal ini tidak dapat ditolerir.
  • Protokol yang Sederhana: Dony menyoroti penggunaan protokol berlebihan, termasuk oleh istri direksi. Ia menekankan bahwa pejabat di negara lain umumnya tidak menggunakan protokol yang rumit.
  • Larangan Intervensi Keluarga: Istri direksi tidak boleh ikut campur dalam urusan kantor. Dony menegaskan bahwa BUMN adalah lembaga profesional, bukan warisan keluarga.

Arahan ini mencerminkan upaya Kementerian BUMN untuk meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas di lingkungan BUMN. Dengan menghindari praktik-praktik yang dapat merusak citra perusahaan, diharapkan BUMN dapat menjalankan tugasnya secara efektif dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.