Akses Pejalan Kaki Terhambat Akibat PKL yang Memenuhi Trotoar di Pasar Senen
Pedestrian di kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, mengalami penyempitan signifikan akibat maraknya Pedagang Kaki Lima (PKL) yang menjajakan dagangannya di sepanjang trotoar. Kondisi ini menyebabkan terganggunya hak pejalan kaki dan kelancaran lalu lintas di area tersebut.
Pada hari Rabu, 18 Juni 2025, terlihat deretan lapak PKL memadati trotoar di berbagai sisi jalan di sekitar Pasar Senen. Tenda-tenda, meja lipat, gerobak, hingga berbagai jenis dagangan seperti pakaian, makanan, dan sayuran menutupi hampir seluruh ruang yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki.
Bahkan, beberapa PKL meluber hingga ke badan jalan, memperparah kondisi lalu lintas. Di beberapa titik, lapak sayur menutupi hampir satu ruas jalan dengan lebar sekitar lima meter. Situasi ini menyebabkan kemacetan dan mempersulit akses kendaraan yang melintas di Jalan Pasar Senen.
Wulan, seorang warga Senen, mengungkapkan kesulitan yang dialaminya sebagai pejalan kaki. Ia terpaksa berjalan di jalan raya karena trotoar dipenuhi oleh dagangan PKL. Kondisi ini sangat berbahaya karena ia harus berbagi ruang dengan kendaraan bermotor.
Para pedagang mengaku telah lama berjualan di lokasi tersebut dan merasa aman karena jarang ada penertiban dari petugas. Sari, seorang pedagang bakso, mengatakan bahwa meskipun pernah ditegur, ia hanya diminta untuk sedikit menggeser lapaknya, kemudian kembali berjualan seperti biasa.
Hasan, seorang pedagang sayur, juga mengakui bahwa ia berjualan hingga ke jalan karena keterbatasan ruang. Ia berharap pihak berwenang dapat memberikan solusi agar aktivitas ekonomi PKL tetap dapat berjalan tanpa mengganggu hak pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.
Warga berharap ada penataan yang baik agar para PKL tetap dapat berjualan tanpa harus menguasai seluruh jalur pedestrian. Mereka tidak ingin mengusir para pedagang, tetapi menginginkan agar jalur umum tidak sepenuhnya dikuasai oleh aktivitas perdagangan.