Puluhan ribu lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menghadapi tantangan serius dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) negeri. Kesenjangan antara jumlah lulusan dan daya tampung sekolah negeri memicu kekhawatiran akan potensi banyaknya siswa yang tidak dapat melanjutkan pendidikan di sekolah pilihan mereka.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY mengungkapkan bahwa pada tahun ajaran 2024/2025, terdapat 55.655 lulusan SMP. Selain itu, terdapat 1.552 pendaftar dari luar DIY yang turut bersaing untuk mendapatkan kursi di sekolah negeri. Sayangnya, total daya tampung SMA dan SMK negeri di DIY hanya mencapai 33.279 siswa. Angka ini terdiri dari 15.048 kursi di SMA negeri dan 18.231 kursi di SMK negeri.

Dengan demikian, terdapat selisih yang signifikan, yaitu sekitar 23.928 siswa yang berpotensi tidak tertampung di sekolah negeri. Kondisi ini menuntut para siswa dan orang tua untuk mempertimbangkan alternatif lain, seperti Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau sekolah swasta.

Disdikpora DIY menyatakan telah mengantisipasi potensi gangguan teknis selama proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB), terutama pada saat puncak pendaftaran. Mereka telah bekerja sama dengan perusahaan provider untuk memastikan kelancaran sistem pendaftaran online. Selain itu, bimbingan teknis juga telah diberikan kepada pihak sekolah untuk membantu calon peserta didik yang mengalami kendala teknis saat pengambilan token.

Sebagai bentuk dukungan tambahan, Disdikpora DIY menyediakan layanan help desk untuk mendampingi calon peserta didik yang menghadapi masalah selama proses SPMB. Langkah ini diharapkan dapat meminimalkan kebingungan dan membantu siswa serta orang tua dalam mengatasi berbagai kendala yang mungkin timbul.

Berikut beberapa alternatif bagi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri:

• Madrasah Aliyah (MA)
• Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK)
• SMA/SMK Swasta