Khamenei Tegaskan Iran Tak Gentar: Peringatan Keras untuk Intervensi Asing

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, dengan tegas menyatakan bahwa negaranya tidak akan tunduk pada tekanan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump. Dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional, Khamenei memperingatkan bahwa setiap bentuk intervensi asing di wilayah Iran akan membawa konsekuensi yang sangat merugikan dan tak terpulihkan.

Pernyataan keras ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan regional, enam hari setelah konflik berkecamuk. Sebelumnya, Trump menuntut penyerahan tanpa syarat dari Iran, dan bahkan secara terbuka menyatakan kemampuan AS untuk melenyapkan Khamenei, yang semakin memicu spekulasi tentang kemungkinan intervensi militer.

Eskalasi konflik dimulai dengan serangan udara besar-besaran yang dilancarkan Israel pada Jumat (13/6). Serangan ini memicu respons dari Iran, yang membalas dengan meluncurkan serangkaian rudal dan pesawat tanpa awak ke wilayah Israel.

"Negara ini tidak akan pernah menyerah pada tekanan," tegas Khamenei dalam pidatonya, menolak mentah-mentah ultimatum yang diajukan oleh Trump. "Amerika Serikat harus memahami bahwa setiap tindakan intervensi militer pasti akan mengakibatkan kerusakan yang tidak dapat dipulihkan."

Khamenei, yang telah memegang tampuk kepemimpinan Iran sejak tahun 1989, memiliki otoritas tertinggi dalam semua urusan negara. Sebelumnya, ia telah bersumpah bahwa Iran tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada para pemimpin Israel.

Pidato tersebut disampaikan setelah serangkaian serangan yang terjadi pada malam sebelumnya. Serangan Israel dilaporkan menghancurkan dua bangunan di dekat Teheran yang digunakan untuk memproduksi komponen sentrifugal yang merupakan bagian penting dari program nuklir Iran, menurut laporan dari pengawas nuklir PBB.

"Lebih dari 50 jet tempur Angkatan Udara Israel melancarkan serangkaian serangan udara di wilayah Teheran selama beberapa jam terakhir," demikian pernyataan dari militer Israel. Mereka menambahkan bahwa beberapa fasilitas manufaktur senjata juga menjadi sasaran serangan.

"Sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk mengganggu program pengembangan senjata nuklir Iran, fasilitas produksi sentrifugal di Teheran menjadi target utama."

Sentrifugal memegang peranan krusial dalam pengayaan uranium, sebuah proses sensitif yang dapat menghasilkan bahan bakar untuk reaktor nuklir atau, jika dilakukan secara ekstensif, dapat digunakan untuk membuat hulu ledak nuklir.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengkonfirmasi bahwa serangan tersebut menghancurkan dua bangunan yang digunakan untuk memproduksi komponen sentrifugal di Karaj, sebuah kota satelit Teheran.

Dalam serangan terpisah di sebuah lokasi di Teheran, IAEA melaporkan bahwa "satu bangunan tempat rotor sentrifugal canggih diproduksi dan diuji terkena serangan."

Sementara itu, Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengklaim telah meluncurkan rudal hipersonik Fattah-1 ke Tel Aviv. Rudal hipersonik memiliki kemampuan untuk melaju dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver selama penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

Meskipun tidak ada laporan mengenai rudal yang menghantam Tel Aviv, foto-foto menunjukkan sistem pertahanan udara Israel diaktifkan untuk mencegat rudal di atas pusat komersial kota tersebut.

Selain itu, Iran juga mengirimkan "segerombolan pesawat nirawak" ke Israel. Militer Israel mengklaim telah berhasil mencegat total 10 pesawat nirawak yang diluncurkan dari Iran. Mereka juga melaporkan bahwa salah satu pesawat nirawak mereka sendiri ditembak jatuh di atas wilayah Iran.