Industri Karoseri dan APM Nasional Resah dengan Serbuan Truk Impor Tiongkok

Gelombang impor truk asal Tiongkok terus menjadi perhatian utama bagi industri karoseri dan Agen Pemegang Merek (APM) di Indonesia. Aliran masuk kendaraan komersial dari Negeri Tirai Bambu ini dinilai semakin intensif dan mengancam stabilitas pasar dalam negeri.

Sommy Lumajeng, pengurus Asosiasi Karoseri Indonesia (Askarindo), mengungkapkan kegelisahannya terkait dampak negatif impor truk tersebut. Ia menyatakan bahwa praktik ini tidak hanya merugikan bisnis karoseri lokal, tetapi juga mengganggu eksistensi APM yang telah lama beroperasi di Indonesia. Menurut Sommy, truk impor yang masuk dalam kondisi utuh (Completely Built Up/CBU) menghilangkan potensi pekerjaan bagi industri karoseri. Selain itu, ia menyoroti bahwa sebagian besar truk impor tersebut masih menggunakan standar emisi Euro 2, yang jauh tertinggal dibandingkan dengan standar Euro 4 yang berlaku di Indonesia.

Sommy mempertanyakan regulasi terkait impor truk Tiongkok, mengingat kualitasnya yang dianggap tidak sebanding dengan produk lokal. Ia mengungkapkan kekecewaannya karena keluhan dari industri karoseri dan APM seringkali tidak mendapatkan respons yang memadai dari pihak berwenang. Padahal, Impor truk gelondongan terus terjadi setiap bulannya.

Lebih lanjut, Sommy mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan investasi pabrik truk Tiongkok di Indonesia sebagai solusi yang lebih konstruktif. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja, meningkatkan transfer teknologi, dan mendukung pengembangan industri otomotif nasional. Ia menyayangkan adanya berbagai kepentingan yang menghambat realisasi investasi pabrik di dalam negeri, padahal langkah ini akan lebih baik daripada hanya mengimpor truk dengan kualitas yang tidak jauh berbeda dengan produk karoseri lokal.

Keresahan industri karoseri dan APM terhadap serbuan truk impor Tiongkok ini mencerminkan perlunya tindakan tegas dari pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri, memastikan persaingan yang sehat, dan mendorong peningkatan kualitas produk otomotif di Indonesia.